TEMPO.CO, Jakarta - Hesta Asfirdiansyah, kakak pertama dari dr. Ryan Thamrin, kehabisan kata-kata untuk menjelaskan almarhum yang meninggal di usia 39 tahun, Jumat, 4 Agustus 2017 lalu.
Baca: Ibunda Sempat Melafalkan Syahadat Di Telinga Ryan Thamrin
"Merinding saya kalau bicara dia," katanya di rumah duka di Pekanbaru, Riau, Sabtu, 5 Agustus 2017.
Dia mengaku merinding saat mengingat sang adik, karena sosok dr. Ryan Thamrin selalu mengutamakan keluarga. Selain ibunya yang selalu dipenuhi hampir semua kebutuhan hidupnya, saudara-saudara kandungnya banyak dibantu oleh dr. Ryan Thamrin.
Di matanya, salah satu kunci sukses sang adik terletak pada semangat belajarnya yang tinggi, pantang menyerah, memiliki tekad kuat, dan tidak mudah putus asa.
Terkait masalah ekonomi keluarga, Hesta Asfirdiansyah mengatakan bahwa kondisi ekonomi ibunya kala itu sangat menyedihkan setelah ditinggal ayahanda meninggal dunia, Thamrin. Kala itu Ryan baru berusia 15 tahun.
"Ayah tidak ada, dia baru umur 15 tahun. Ibu kerjaannya tidak tetap. Kancingnya aja warna-warni pas berangkat ke sekolah. Saya sebagai kakak tertua memperhatikan," ujarnya.
Namun berkat kegigihan dan semangat Ryan Thamrin dalam belajar, dia bisa diterima di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta untuk jurusan kedokteran, tanpa tes, berkat prestasi yang berhasil ditorehkannya.
Merasa tidak puas dengan ilmu yang diraihnya, dr. Ryan Thamrin melanjutkan pendidikan S2 sampai S3. "Dia tidak pernah berhenti belajar. Apalagi banyak pertanyaan datang ke dia. Dia merasa ilmunya tidak cukup, makanya selalu belajar," kata Hesta Asfirdiansyah.