Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tokoh 17 Agustus, Shinatria: Arkeolog Itu Penambal Sejarah  

image-gnews
Mimpi besar Shinatria Adhityatama jadi salah satu orang yang menemukan kapal-kapal bersejarah yang tenggelam di perairan Nusantara, seperti Kapal Enrak dan Kapal Trinidad milik Ferdinand Magellan. Ia berharap hasil studi bersama timnya ini bisa mengungkap sejarah baru Indonesia. TEMPO/Rere Khairiyah
Mimpi besar Shinatria Adhityatama jadi salah satu orang yang menemukan kapal-kapal bersejarah yang tenggelam di perairan Nusantara, seperti Kapal Enrak dan Kapal Trinidad milik Ferdinand Magellan. Ia berharap hasil studi bersama timnya ini bisa mengungkap sejarah baru Indonesia. TEMPO/Rere Khairiyah
Iklan

TEMPO.CO, Maluku Tengah - Shinatria Adhityatama, tokoh 17 Agustus Tempo.co, memilih jalan pedang sebagai arkeolog maritim. Peneliti muda di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) ini memiliki segudang prestasi. Sebut saja: penemuan kapal selam Nazi di Laut Jawa, kapal perang HMAS Perth milik Australia di Selat Sunda, dan kapal kuno dari abad ke-13 di perairan Kepulauan Riau.

Setahun setelah lulus kuliah dari jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada pada 2012, pria kelahiran 9 Desember 1987 ini bergabung di Puslit Arkenas. Dia dipercaya melakukan penelitian bidang arkeologi maritim. Tentunya, banyak risiko yang dia hadapi saat meneliti di bawah laut.

"Gelombang tinggi, arus bawah laut yang kencang," kata pria yang karib disapa Adit ini, kepada Tempo, Ahad, 6 Agustus 2017, di Hitu, Desa Hitu Messing, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. "Tapi itu salah satu risiko jadi arkeolog maritim. Harus tahan banting saat berada di bawah laut."

Berikut petikan wawancara Shinatria Adhityatama dengan Rere Khairiyah dari Tempo:

Baca: Edisi Khusus 17 Agustus: Orang Muda Inspiratif

Kenapa dulu memilih kuliah jurusan Arkeologi?
Dari kecil ketertarikan saya akan sejarah cukup tinggi. Di sisi lain, saya senang berpetualang di alam bebas, terutama menyelam. Jadi, saat kelas 3 SMA saya cari dapat informasi kalau jurusan ini bisa mengakomodir hobi dan minat saya.

Tidak ditentang oleh keluarga?
Justru sebaliknya. Ayah dan Ibu selalu demokratis dengan pilihan anaknya. Jadi, saat saya memilih Arkeologi, mereka malah mendukung asal itu dianggap baik. Begitupun kepada kakak perempuan saya yang mengambil ilmu Gizi.

Sejak kapan mulai suka dengan selam?
Pertama kali kenal dengan olahraga selam di Bali pada 2005. Saat itu belum lulus SMA. Setahun setelahnya, sebelum masuk kuliah, saya ambil sertifikat selam. Di kuliah saya mulai belajar arkeologi bawah laut dan membuat saya makin cinta dengan selam.

Lalu, kapan melakukan penelitian arkeologi maritim secara profesional?
Saat kuliah. Waktu kuliah tahun ketiga, Balai Arkeologi Yogyakarta mengajak saya bergabung dalam beberapa penelitian arkeologi maritim. Di antaranya, penelitian pola perdagangan candu, kapal dagang Maatschappij Fyenoord milik Belanda yang karam di Gili Raja, Pulau Madura.

Baca: Tokoh 17 Agustus: Shinatria, Arkeolog Penemu Kapal Selam Nazi


Shinatria Adhityatama saat melakukan eksplorasi di kapal selam U-boat milik Nazi Jerman. (Istimewa)

Selanjutnya: Bergabung dengan Puslit Arkenas

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Balai Arkeologi Melebur ke BRIN, Pegawai Honorer Diberhentikan

5 Januari 2022

Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26. Kredit: ANTARA/HO-Humas BRIN
Balai Arkeologi Melebur ke BRIN, Pegawai Honorer Diberhentikan

Pegawai yang masih bertahan di Balai Arkeologi dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional hanya cleaning service, satpam, dan sopir.


Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Ikut Melebur ke BRIN, Ini Kata Arkeolog

5 Januari 2022

Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26. Kredit: ANTARA/HO-Humas BRIN
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Ikut Melebur ke BRIN, Ini Kata Arkeolog

Ada 10 balai arkeologi yang kini terintegrasi dengan BRIN.


Gerakan Makan Berkah Bantu Pasien Covid-19 yang Harus Isoman di Tangsel

14 Agustus 2021

Relawan Gerakan Makan Berkah saat membagikan makanan siap saji kepada masyarakat yang sedang isolasi mandiri diwilayah Ciputat Timur, Sabtu 14 Agustus 2021. Tempo/Muhammad Kurnianto
Gerakan Makan Berkah Bantu Pasien Covid-19 yang Harus Isoman di Tangsel

gerakan Makkah sudah memiliki empat dapur di Tangerang Selatan untuk membagikan makanan gratis setiap hari bagi pasien Covid-19 yang sedang isoman.


Peneliti: Lukisan Gua di Sulawesi Selatan Petunjuk Penting Jalur Migrasi Purba

15 Januari 2021

Lukisan babi dengan pertanggalan setidaknya 45.500 tahun yang lalu di Leang Tedongnge, Sulawesi Selatan. Kredit: FOTO ANTARA/HO-Dokumentasi istimewa oleh Maxime Aubert
Peneliti: Lukisan Gua di Sulawesi Selatan Petunjuk Penting Jalur Migrasi Purba

Untuk lukisan gua, peneliti masih melebarkan riset ke arah Indonesia timur.


Lukisan Gua Tertua di Dunia Ditemukan di Sulawesi Selatan, Berusia 45.500 Tahun

15 Januari 2021

Lukisan babi dengan pertanggalan setidaknya 45.500 tahun yang lalu di Leang Tedongnge, Sulawesi Selatan. Kredit: FOTO ANTARA/HO-Dokumentasi istimewa oleh Maxime Aubert
Lukisan Gua Tertua di Dunia Ditemukan di Sulawesi Selatan, Berusia 45.500 Tahun

Lukisan gua itu dianalisis menggunakan metode Uranium-Series di Radiogenic Isotope Fasility, University of Quensland, Australia.


Usai Upacara, Sri Mulyani Ikut Flash Mob dengan Pegawai Kemenkeu

17 Agustus 2019

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selepas menjadi Pembina Upacara Hari Kemerdekaan RI ke-74 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Sabtu, 17 Agustus 2019. Tempo/Caesar Akbar
Usai Upacara, Sri Mulyani Ikut Flash Mob dengan Pegawai Kemenkeu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ikut menari dalam flash mob yang diinisiasi oleh sejumlah pegawai Kementerian Keuangan.


Arkeolog: Banyak Situs Bawah Laut di Indonesia Belum Terungkap

26 September 2017

Salah satu kapal Ottoman yang tenggelam di kedalaman 300 meter di bawah Laut Hitam yang ditemukan tim Proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam. (Daily Mail)
Arkeolog: Banyak Situs Bawah Laut di Indonesia Belum Terungkap

Penemuan 60 kapal Romawi kuno di Laut Hitam ternyata menarik perhatian ilmuwan Indonesia, terutama di bidang arkeologi maritim.


Tokoh 17 Agustus: Kantong Pekerja Lepas Ryan Gondokusumo

21 Agustus 2017

Pendiri Sribulancer, Ryan Gondokusumo, saat ditemui Tempo di kantornya, kawasan Gandaria, Jakarta, 9 Agustus 2017. TEMPO/Nurdiansah
Tokoh 17 Agustus: Kantong Pekerja Lepas Ryan Gondokusumo

Ryan Gondokusumo berhasil mengembangkan situs penyedia jasa desain menjadi platform yang mewadahi ribuan pekerja lepas dalam waktu tiga tahun.


Tokoh 17 Agustus: Prasetyo Andy Mewujudkan Konsep Smart City

21 Agustus 2017

Head of IT Development Jakarta Smart City Prasetyo Andy Wicaksono. TEMPO/Imam Sukamto
Tokoh 17 Agustus: Prasetyo Andy Mewujudkan Konsep Smart City

Prasetyo Andy Wicaksono menerapkan aplikasi digital Qlue Jakarta Smart City untuk memecahkan masalah perkotaan.


Tokoh 17 Agustus: Firdaus Putra Aditama dan Koperasi Modern

20 Agustus 2017

Firdaus Putra Aditama. dok. pribadi
Tokoh 17 Agustus: Firdaus Putra Aditama dan Koperasi Modern

Tokoh 17 Agustus Koran Tempo salah satunya adalah Firdaus Putra Aditama, 32 tahun.