TEMPO.CO, Washington-Monumen Presiden Amerika Abraham Lincoln, simbol pembebasan kaum budak saat Perang Sipil abad 18l, menjadi korban aksi vandalisme. Seseorang telah menyemprotkan cat merah berbentuk grafiti pada hari Selasa, 15 Agustus 2017 di monumen itu.
Kata "F...law" dituliskan lewat semprotan cat warna merah di monumen Lincoln. Pelaku vandalisme mengukir inisialnya "M + E" di monumen itu.
Baca: Patung Jenderal Ini Jadi Pemicu Bentrok Rasis di Virginia
Selain semprotan cat warna merah, coretan menggunakan cat warna perak juga ditemukan di Constitution Avenue.
Ini untuk kedua kalinya dalam tahun ini terjadi aksi vandalisme di monumen Lincoln. Aksi penyemprotan cat merah terjadi beberapa hari setelah kekerasan berlatar fasisme dan rasialisme pecah di Charlottesville, Virginia terkait rencana pemindahan monumen Robert E. Lee, jenderal pemersatu dalam perang sipil Amerika abad 18.
"Saya bertugas di angkatan udara terbaik di dunia, namun ketika datang ke sini dan melihat itu, serasa seperti tamparan di wajah kami," kata Kevin Hall, warga Amerika Serikat yang saat itu membawa keluarganya berkunjung ke Monumen Lincoln seperti dikutip dari NBC Washington.com.
Baca: Bentrokan Supremasi Kulit Putih, Virginia Umumkan Status Darurat
"Tolong orang yang menodai monumen Lincoln kembali menulis lebih jelas jadi kita tahu kepada siapa kita marah," cuit Chase Mitchell, penulis komedi di akun Twitternya.
Lincoln menduduki jabatan presiden Amerika Serikat saat terjadi Perang Sipil. Lincoln menjabat sebagai presiden dari tahun 1861 hingga 1865. Lincoln menandatangani Proklamasi Emansipasi pembebasan budak di Amerika Serikat.
Petugas yang merawat Taman Nasional yang di dalamnya terdapat monumen Lincoln menjelaskan, cat yang disemprotkan ke monumen Lincoln sudah dibersihkan.
Aparat polisi sedang menyelidiki kasus vandalisme ini dan meminta dukungan masyarakat jika menemukan pelaku vandalisme itu.
Februari lalu, seseorang mencoret-coret dengan marker pen monumen Lincoln, Monumen Washington, dan Monumen Perang Dunia II. Belum diketahui siapa pelaku aksi vandalisme itu.
REUTERS | NBC WASHINGTON | MARIA RITA