Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Manusia Purba H. Sapiens Pertama di Indonesia

image-gnews
arthursclipart.org
arthursclipart.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Manusia purba modern (Homo sapiens) pertama ternyata sudah hidup di Nusantara pada 63-73 ribu tahun lalu. Fakta baru tersebut terungkap dari sampel fosil gigi yang ditemukan di Gua Lida Ajer, Jambi. Studi ini terbit dalam jurnal Nature edisi 17 Agustus 2017.

Artinya, menurut studi yang berjudul "An early modern human presence in Sumatra 73.000-63.000 years ago", H. sapiens sudah hidup di Nusantara bersamaan dengan letusan kolosal Gunung Toba purba terjadi. Letusan yang dimaksud adalah letusan ketiga yang terjadi pada sekitar 70 ribu tahu lalu.

Sekadar informasi, Gunung Toba purba pernah meletus tiga kali. Pertama, sekitar 800 ribu tahun lalu dan menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba yang meliputi daerah Parapat dan Porsea. Letusan kedua, yang berskala lebih kecil, terjadi pada 500 ribu tahun lalu dan membentuk kaldera di utara Toba, tepatnya di Silalahi dan Haranggaol.

Ketiga, yang juga paling dahsyat, terjadi sekitar 70 ribu tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera Danau Toba modern dan mengangkat Pulau Samosir.

Baca: Manusia Purba Diduga Kanibal, Simak Buktinya

Dalam jurnal, tim menyatakan fosil gigi tersebut juga menandakan bahwa H. sapiens sudah ada di Nusantara lebih tua sekitar 20 ribu tahun dari yang diperkirakan selama ini. Sebelumnya, bukti fosil tertua di Asia Tenggara ditemukan di Gua Niah, Sarawak, Malaysia, berumur 45 ribu tahun.

Fosil ini, menurut Kira Westaway, peneliti dari Macquarie University, Australia, menjadi kunci untuk menguak misteri jalur jelajah H. sapiens di Nusantara. "Dan bisa jadi pintu gerbang untuk membuka misteri pola kehidupan mereka di hutan hujan dan akhirnya sampai ke Australia," kata Westaway, yang juga penulis utama studi, seperti dikutip dari laman The Conversation, Sabtu, 19 Agustus 2017.

Westaway menjelaskan, hutan hujan tropis merupakan lingkungan yang sulit. Menurut dia, butuh teknologi dan model berburu yang kompleks agar bisa bertahan hidup di hutan semacam itu.

Ada tujuh peneliti Indonesia tergabung dalam penelitian yang mengubah teori keberadaan H. sapiens ini. Tiga di antaranya dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, yakni Rokus Due Awe, Emanuel Wahyu Saptomo, dan Bambang Sulistyanto. Empat di antaranya dari Program Studi Geologi, Institut Teknologi Bandung.  

Baca: Misteri Perjalanan Manusia Purba dari Afrika ke Eropa Terungkap

Fosil ini pertama kali diungkap pada 1890 oleh tim yang dipimpin Eugene Dubois, penemu fosil Homo erectus yang kerap disebut "Java Man". Baru pada 1948, peneliti paleoantropologi asal Belanda, Dirk Albert Hooijer, berusaha mengidentifikasi fosil tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski ukuran dan bentuknya mirip manusia, tapi dia belum bisa memastikan. Fosil tersebut tetap terselubung misteri hingga akhirnya Wastaway dan tim turun tangan.

Tim, yang juga terlibat dalam penelitian di Liang Bua, Flores, ini menggunakan metode perbandingan untuk meneliti sampel fosil tersebut. Pertama, mereka menganalisis enamel atau lapisan pelindung gigi, ketebalan enamel, dan membandingkannya dengan gigi primata lain.

Mereka menemukan gigi tersebut lebih kecil dari milik orangutan, H. erectus, dan H. sapiens di Gua Niah. Meski begitu, mereka memastikan bahwa fosil tersebut berasal dari manusia.

Baca: Fosil Manusia Purba Tertua Ditemukan, Teori Homo Sapiens Berubah

Untuk mengungkap umurnya, Westaway dan tim menganalisis sampel stalagtit dari tempat fosil tersebut ditemukan. Tim sempat kesulitan untuk menemukan lokasi persis fosil tersebut ditemukan. "Kami hanya punya peta tua. Akhirnya, kami turun dengan mengandalkan peta tersebut dan mewawancarai orang sekitar," ujar Westaway.

Menurut dia, sampel sedimen gua sangat penting untuk menentukan umur. Setelah menemukan lokasi yang dimaksud, tim menganalisisnya dengan metode penanggalan uranium.

"Di akhir kami sangat bahagia. Mengungkap gigi ini seperti membongkar teka-teki penyebaran manusia yang hilang di wilayah itu," kata Westaway. Penelitian lanjutan akan segera dilakukan untuk lebih memahami gigi tersebut

Baca: Diet Paleo, Pola Makan ala Manusia Purba

Simak berita menarik lainnya soal manusia purba hanya di kanal Tekno Tempo.co.

NATURE | THE CONVERSATION | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penelitian Baru, Ternyata Manusia Purba Injakkan Kaki di Amerika Utara Ribuan Tahun Lebih Awal

10 Oktober 2023

Jejak kaki manusia purba di Taman Nasional White Sands di New Mexico, AS, terlihat dalam foto selebaran tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 5 Oktober 2023. Layanan Taman Nasional AS/Handout via REUTERS
Penelitian Baru, Ternyata Manusia Purba Injakkan Kaki di Amerika Utara Ribuan Tahun Lebih Awal

Uji baru mengkonfirmasi kekunoan jejak kaki manusia purba di New Mexico, Amerika Serikat.


Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

15 Januari 2023

Penjabat Bupati OKU, Teddy Meilwansyah meninjau kesiapan peresmian Museum Gua Harimau, Selasa. (ANTARA/Edo Purmana/23)
Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

Museum itu disebut sebagai museum purbakala terbesar di Pulau Sumatera.


Bukan Sekadar Lagu, 5 Fakta Menarik Bengawan Solo

2 Oktober 2022

Arak arakan gethek menyusuri Sungai Bengawan Solo dalam acara Bengawan Solo Gethek Festival, (20/11). Puluhan gethek serta awaknya menggunakan pakaian dan hiasan abad 18-19 seakan menghidupkan kembali suasana Solo tempo dulu. TEMPO/Andry Prasetyo.
Bukan Sekadar Lagu, 5 Fakta Menarik Bengawan Solo

Bengawan Solo, sungai terpanjang di Indonesia. Ini 5 fakta menarik tentang sungai ini, termasuk pesawat Garuda Pernah water landing dan pencemaran.


Pameran Kampung Purba Indonesia, dari Homo Erectus sampai Mumi Mamasa

18 September 2022

Pengunjung Pameran Kampung Purba melihat patung/manekin manusia purba Homo Erectus yang dipamerkan di De' Tjolomadoe, Colomadu, Karanganyar, Sabtu, 17 September 2022. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Pameran Kampung Purba Indonesia, dari Homo Erectus sampai Mumi Mamasa

Menggambarkan kehidupan prasejarah dimulai dari masa berburu hingga menetap, Pameran Kampung Purba adalah metode pembelajaran untuk generasi muda.


Balai Arkeologi Melebur ke BRIN, Pegawai Honorer Diberhentikan

5 Januari 2022

Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26. Kredit: ANTARA/HO-Humas BRIN
Balai Arkeologi Melebur ke BRIN, Pegawai Honorer Diberhentikan

Pegawai yang masih bertahan di Balai Arkeologi dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional hanya cleaning service, satpam, dan sopir.


Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Ikut Melebur ke BRIN, Ini Kata Arkeolog

5 Januari 2022

Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26. Kredit: ANTARA/HO-Humas BRIN
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Ikut Melebur ke BRIN, Ini Kata Arkeolog

Ada 10 balai arkeologi yang kini terintegrasi dengan BRIN.


Fosil Tertua Manusia Misterius Denisovans Ditemukan di Gua Siberia

2 Desember 2021

Salah satu tulang Denisovan ditemukan di Gua Denisova di Siberia. (Katerina Douka)
Fosil Tertua Manusia Misterius Denisovans Ditemukan di Gua Siberia

Analisis DNA yang diekstraksi dari fosil Denisovan menunjukkan bahwa mereka mungkin pernah tersebar di seluruh benua Asia, Asia Tenggara dan Oseania.


Lukisan dan DNA Tertua di Dunia Ditemukan di Maros Sulawesi Selatan

22 November 2021

Lukisan gua berumur 44 ribu tahun yang ditemukan di Maros, Sulsel, menggambarkan manusia sedang berburu binatang. (dailymail.co.uk)
Lukisan dan DNA Tertua di Dunia Ditemukan di Maros Sulawesi Selatan

Lukisan dan DNA tertua di dunia ditemukan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Berikut adalah penjelasannya.


Mengenal Homo Bodoensis, Disebut Garis Langsung Leluhur Manusia Modern

12 November 2021

Gambar ilustrasi seniman mengenai spesies manusia purba Homo Bodoensis. Scitechdaily.com
Mengenal Homo Bodoensis, Disebut Garis Langsung Leluhur Manusia Modern

Sekelompok manusia purba--yang sudah punah-mendapatkan nama spesies baru: Homo bodoensis. Siapa mereka? Perlukah nama baru itu?


Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

29 Oktober 2021

Sejumlah pelajar melihat ruang pamer manusia purba dalam pameran Sosialisasi dan Publikasi Museum Manusia Purba Sangiran di pusat perbelanjaan Mall Grand City, Surabaya, Kamis (11/6). TEMPO/Fully Syafi
Ini yang Membuat Sangi Run Night Trail 2021 Berbeda dengan Lomba Lari Lainnya

Sangi Run Night Trail 2021 digelar untuk memperingati 25 tahun situs purbakala Sangiran menjadi situs warisan dunia UNESCO.