Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alkohol Sehat atau Buruk? Hasil Riset Ini Menjawabnya

image-gnews
Ilustrasi pria minum alkohol. campusdiary.co.ke
Ilustrasi pria minum alkohol. campusdiary.co.ke
Iklan

TEMPO.CO, Kopenhagen - Sebuah riset mencoba menjawab pertanyaan, "Alkohol baik atau buruk?" Selama lima tahun, tim peneliti di Denmark mempelajari data tentang 70.551 laki-laki dan perempuan yang terlibat dalam survei tentang kebiasaan mereka minum alkohol. Selama itu pula mereka dipantau. Hasil yang didapat, sebanyak 859 laki-laki dan 887 perempuan menderita diabetes.

Menurut riset yang dipimpin Janne Tolstrup dari University of Southern Denmark, mereka yang rutin menenggak alkohol, yakni selama tiga sampai empat hari per minggu, memiliki risiko lebih kecil terserang diabetes. Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi saat pankreas tidak memproduksi cukup insulin. Penyakit ini ditandai dengan kadar gula darah di atas normal.

Meski begitu, temuan tersebut tidak berarti memberikan lampu hijau untuk menenggak minuman alkohol lebih banyak dibanding petunjuk National Health Service (NHS) Inggris saat ini. Pedoman ini menyebutkan batas menenggak alkohol buat laki-laki dan perempuan adalah 14 unit alkohol atau setara dengan 6 liter bir dalam seminggu.

Baca: Hasil Riset: Orang yang Hobi Menyanyi Tak Gampang Sakit

Riset yang menyoroti hubungan alkohol dan diabetes ini bukanlah yang pertama. Dalam riset sebelumnya, konsumsi alkohol pada tahap "moderat" dapat mengurangi risiko diabetes. Nah, riset yang dipublikasikan dalam jurnal Diabetoologia akhir Juli lalu itu berfokus pada frekuensi minum.  

Hasilnya memang berbeda. Dalam riset ini, alkohol seperti lebih banyak berguna dalam penurunan risiko diabetes. Menurut riset tersebut, kebiasaan mengkonsumsi alkohol mengurangi risiko sebanyak 27 persen pada laki-laki dan 32 persen pada perempuan, bandingkan dengan yang pantang minum.

Lebih khusus pada jenis alkoholnya, minum satu sampai tujuh gelas bir per pekan dapat mengurangi risiko diabetes sebanyak 21 persen pada laki-laki. Namun untuk perempuan tak ada efeknya.

Untuk peminum wine, bagi laki-laki dan perempuan, tujuh atau lebih gelas wine per minggu menurunkan risiko diabetes sebesar 25-30 persen dibandingkan dengan minum wine kurang dari satu gelas.

Baca: Riset: 55 Tahun, Usia Rentan Berselingkuh

Namun tak semua minuman alkohol itu bersahabat. Jenis gin atau jenewer tergolong yang jahat. Minuman alkohol Belanda ini bisa meningkatkan risiko diabetes bagi perempuan sebanyak 83 persen. Sedangkan untuk kaum laki-laki, mereka yang menenggak 14 gelas per minggu memiliki kemungkinan 43 persen terkena diabetes dibanding mereka yang tidak minum apa pun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penelitian ini menuai peringatan dari ahli statistik University College London (UCL), Graham Wheeler. Menurut dia, penelitian besar tersebut menemukan adanya hubungan antara konsumsi alkohol mingguan moderat dan penurunan risiko diabetes. Namun "riset ini saja tidak membuktikan adanya hubungan kausalitas".

Menurut dia, menetapkan sebuah mekanisme biologis bagaimana efek alkohol ini bisa bekerja adalah kunci untuk memahami penelitian tersebut. "Dalam penelitian di Denmark, peserta diminta mengingat kebiasaan minum hanya satu kali. Jadi peserta mungkin kurang melaporkan konsumsi alkohol mereka sebenarnya. Kita juga tidak tahu bagaimana kebiasaan minum mereka berubah saat ditindaklanjuti," ujarnya.

Baca: Riset Pengalaman Jelang Kematian: Cahaya, Terowongan, dan Ruh

Profesor Nick Finer, dari University College of London Hospitals, mengatakan kita perlu berhati-hati menginterpretasikan penelitian berdasarkan survei. Sebab, kata dia, penelitian tersebut dilakukan pada populasi Denmark, yang prevalensi obesitas (salah satu penyebab diabetes) adalah 10 persen, dibandingkan dengan sekitar seperempat orang dewasa di Inggris.

"Penelitian ini tidak memberikan bukti apa pun bahwa peningkatan konsumsi alkohol atau frekuensi konsumsi akan mengurangi risiko diabetes," ujarnya.
Emily Burns, Kepala Komunikasi Riset di Diabetes UK, mengatakan, meski temuan ini menarik, mereka tidak akan merekomendasikan orang minum melebihi pedoman NHS. Konsumsi alkohol pada risiko tipe 2 akan berbeda pada satu orang dan orang yang lain.

Diabetes tipe 2 adalah kondisi yang serius, dan sekitar tiga dari lima kasus dapat dicegah atau ditunda dengan makan makanan sehat, bergerak lebih banyak, dan menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan. Jadi, lebih baik jauhi alkohol.

Baca: Kenapa Ada yang Percaya Bumi Datar? Hasil Riset Ini Menjawabnya

Simak artikel menarik lainnya tentang hasil riset hanya di kanal Tekno Tempo.co.

INDEPENDENT | GUARDIAN | AHMAD NURHASIM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

7 hari lalu

Kelompok lansia melakukan gerakan senam ringan pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)
Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.


Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

13 hari lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

53 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

53 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

53 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.


Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Proses quality control PCBA motherboard Laptop Merah Putih di PT. XACTI Raya Jakarta-Bogor No.KM.35, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.


Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.


Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Masyarakat Melayu Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang pada Rabu (11/10/2023). FOTO: YLBHI
Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.


BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

Kepala BRIN Laksono Tri Handoko berbicara soal prioritas riset di lembaganya sepanjang tahun 2023, salah satunya bidang pangan dengan total 218 judul riset. (Tempo/Annisa Febiola)
BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.