TEMPO.CO, Yogyakarta - Terkait biaya untuk mengatasi kerugian penyakit-penyakit akibat penularan vektor nyamuk, mayoritas demam berdarah, sangat tinggi Kementerian Kesehatan menggencarkan sosialisasi. Jumlahnya mencapai triliunan pertahun. Upaya untuk mengatasinya adalah memutus rantai penularannya.
“Itu sejak sebelum sakit dan sebelum hilang produktivitas pasien atau keluarga,” kata Menteri Kesehatan Nila F Moeloek di Puncak Peringatan Hari Pengendalian Nyamuk (HPN) di Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Yogyakarta, Kamis, 24 Agustus 2017 sore.
Pemutusan rantai penularan dilakukan dengan mencegah gigitan nyamuk. Antara lain dengan memasang kelambu, mengenakan lotion anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk.
Baca : Cara Menggunakan Obat Nyamuk Semprot yang Benar
Kemudian langkah kedua adalah menghilangkan tempat perkembangbiakan nyamuk atau pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Caranya dengan menerapkan 3 M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur tempat-tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk. Serta menerapkan satu rumah satu jumantik (juru pemantau jentik).
“Tak bisa mengandalkan ahli entomolog (ahli serangga) yang terbatas, hanya 112 orang,” kata Nila lagi.
Simak juga : Peneliti Temukan Cara Nyamuk Demam Berdarah Incar Manusia
Sekretaris Daerah DIY Gatot Saptadi mengakui meningkatnya faktor risiko penularan vektor nyamuk juga diakibatkan terbatasnya alat dan biaya operasional, dan keberadaan ahli entomolog.
Seperti ketidaktahuan cara pengendalian nyamuk dengan insektisida justru mengakibatkan resistensi nyamuk. “Perilaku nyamuk lokal yang spesifik menjadi tantangan dalam pengendalian,” kata Gatot.
PITO AGUSTIN RUDIANA