TEMPO.CO, Jakarta - Bulan tertib trotoar, yang seharusnya berakhir besok, akan diperpanjang hingga 30 September 2017. Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan penertiban trotoar akan terus dilaksanakan hingga warga Ibu Kota sadar betul dengan ketertiban.
"Karena masih banyak yang belum sadar," ujarnya di Balai Kota Jakarta, Rabu, 30 Agustus 2017.
Menurut Djarot, masih banyak masyarakat belum menyadari pelanggaran yang sudah biasa dilakukan. Misalnya, kata Djarot, masih ada masyarakat yang parkir motor di trotoar, tapi belum menyadari kesalahannya. Dia menuturkan hal tersebut sama saja tidak menghormati pejalan kaki.
Baca juga: Djarot Akan Bangun Trotoar Lebar dari Ratu Plaza Hingga Monas
Menurut Djarot, setelah dievaluasi, semakin banyak hal yang harus dipertimbangkan sehingga bulan tertib trotoar (BTT) harus diperpanjang. Selain masih banyak kendaraan yang parkir sembarangan, perpanjangan bulan tertib trotoar sekaligus antisipasi menjelang Hari Raya Idul Adha. Menurut dia, masih ada penjual kambing yang membandel dengan berjualan di trotoar.
"Trotoar itu untuk pejalan kaki, bukan jualan kambing. Kalau enggak punya tempat, jangan jualan atau gabung dengan yang lain. Karena itu, bulan tertib trotoar kami perpanjang sampai mereka sadar betul harus tertib," ucapnya.
Baca juga: Koalisi Pejalan Kaki: Isu Trotoar Jangan Seperti Gorengan
Selain itu, Djarot berujar perpanjangan dilakukan karena beriringan dengan rencana pemerintah yang terus memperlebar trotoar. "Paling tidak, waktu itu kami berpikir lima tahun ke depan ada 1.300 kilometer (trotoar) yang akan dibangun, tapi sekarang kami fokuskan kepada jalan-jalan protokol dan arteri," tuturnya.
Menurut dia, bulan tertib trotoar akan terus berlangsung sampai masyarakat menyadari fungsi trotoar. "Nanti kami lihat lagi. Kalau sampai September mereka sudah sadar bahwa fungsi trotoar memang digunakan untuk pejalan kaki, ya, kami akan cabut," katanya.
LARISSA HUDA