TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Ratu Tisha meminta publik untuk tidak mengunggah video terkait dengan peristiwa kembang api selundupan penonton yang menewaskan satu orang suporter, Catur Juliantono, di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi.
"Kami mengimbau media dan publik untuk menghaturkan belasungkawanya dengan cara tidak saling menyindir, memaki, mengkritisi, dan tidak berbicara. Diamlah," kata Tisha di Klender, Jakarta Timur, Ahad, 3 September 2017. "Stop jangan mengunggah apa pun yang bisa menyakiti keluarga korban," ujarnya.
Baca: Kasus Tewasnya Suporter Indonesia Vs Fiji, Polisi Periksa 2 Saksi
Catur Juliantono, 32 tahun, suporter tim nasional, meninggal dalam laga Indonesia vs Fiji di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, pada Sabtu, 2 September 2017. Juliantono meninggal setelah terkena kembang api (flare) yang dilempar penonton dari tribun selatan ke tribun timur.
Pengurus PSSI langsung mengantar korban ke rumah sakit hingga ke pemakamannya pada Ahad, 3 September 2017. "PSSI tentu sangat berduka atas kondisi ini," kata Tisha. Sebagai bentuk tanggung jawab, ujar Tisha, PSSI juga memberikan santunan untuk istri dan anak korban yang masih berusia 2,5 tahun.
Baca juga: Keluarga Suporter Timnas Sempat Beroleh Firasat Kepergian Catur
"Berapa pun santunan yang kita berikan enggak akan cukup untuk menutup kepedihan ini," ujar Tisha. Hingga kini, polisi telah menangkap terduga pelaku yang berjumlah lebih dari satu orang. "Kita akan cari dan usut sampai tuntas ini siapa, ada beberapa terduga, tapi belum tahu orangnya," katanya.
ZARA AMELIA