TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan kepada semua kader Demokrat di seluruh daerah baik yang duduk di legislatif maupun eksekutif untuk terjun langsung ke masyarakat sebagai bentuk pengabdian.
"Saya instruksikan semua turun langsung sebagai pengabdian pada masyarakat dan pengawasan terhadap pemerintahan," kata SBY, saat syukuran ulang tahun Partai Demokrat ke-16 di Puri Cikeas, Bogor, Sabtu 9 September 2017.
Dia mengatakan ada lima hal yang saat ini menjadi masalah bagi masyarakat di Indonesia, yakni yang pertama sebagian besar masyarakat masih mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan. Kedua adalah sebagian rakyat tidak cukup memiliki daya beli untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
Baca juga: SBY Minta Aung San Suu Kyu Segera Atasi Krisis Rohingya
"Meskipun harga barang dan jasa tidak terus meningkat, tetapi kalu tidak punya uang sehingga tidak ada yang bisa dibeli," kata dia
Masalah yang ketiga yakni rakyat menilai pemberantasan korupsi mulai banyak mengalami hambatan, banyak yang melihat adanya upaya untuk melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), keempat kesejahteraan yang mulai tidak merata. "Sehingga saat ini banyak yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin jalan di tempat," kata dia.
Masalah kelima yang dihadapi masyarakat saat ini adalah penegakan hukum yang kurang adil dan ada nuansa tebang pilih. "Itulah masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat terutama kalangan miskin yang jumlahnya tidak sedikit," kata dia.
Untuk itu, SBY mengatakan sebagai kepanjangan harapan dan aspirasi masyarakat, ia berharap permasalahan yang fundamental ini harus ditangani secara serius dan tepat. "Kita Partai Demokrat tidak ingin menjadi partai yang selalu menyalahkan pemerintah, namun ingin terut berkontribusi untuk masyarakat," kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, SBY berpandangan agar bangsa Indonesia melakukan refleksi kesejarahannya, karena pada 2018 mendatang tepatnya pada Mei, genap 20 tahun reformasi. "Kita harus mengingat kenapa negara yang besar ini mengalami krisis dan hampir menjadi negara yang gagal," kata dia.
M SIDIK PERMANA