TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu ciri sakit jantung adalah nyeri di dada. “Nyeri di dada itu rasanya seperti ditindih dan ditekan dengan beban berat,” kata Deputi Komunikasi, Informasi dan Edukasi Yayasan Jantung Sehat Siska Suridanda Danny dalam acara konferensi pers Hari Jantung Sedunia, di Menteng Jakarta Kamis 14 September 2017.
Menurut Siska, dada yang sangat terasa nyeri biasanya berada di tengah dan kiri. Selain itu, nyeri pun dirasakan di kawasan ulu hati, dan melebar ke leher hingga di bawah tulang belikat di bagian punggung. Hal itu ditambah dengan perasaan mual dan muntah juga keringat dingin. “Saking hebatnya nyeri itu, orang sampai tidak bisa beraktivitas,” kata Siska. Baca: Agar Jantung Anak Sehat, Lompat Tali Perlu Dipopulerkan Kembali
Bila gejala itu dirasakan, ia pun meminta masyarakat segera memeriksakan diri ke dokter. Menurut Siska, lebih dari setengah pasien sakit jantung tidak tertolong karena abai memeriksakan diri ke dokter secepatnya. “Jika mengalami gejala itu, orang lebih memilih kerokan, lalu dibawa tidur. Tapi ya hasilnya pasien tidak bangun lagi dan tidak tertolong,” kata Siska.
Siska menekankan agar masyarakat melakukan pemeriksaan sedini mungkin. Menurut dia, banyak juga yang berpikir bahwa gejala itu menandakan asam lambung tinggi. “Lebih baik kita periksakan diri dan ternyata diketahui bukan jantung, daripada menganggap itu bukan jantung tapi akhirnya tidak tertolong,” katanya. Baca: Pernah Terkena Serangan Jantung, Hindari Olahraga Kompetisi
Siska mengatakan pengecekan jantung bisa dilakukan di puskesmas tertentu atau rumah sakit dapat dilakukan dengan Elektrokardiogram atau EKG. Menurut Siska, pengecekan itu seperti sedang melakukan cek USG. “Hanya memakan waktu 10 menitan. Dan harganya kalau di rumah sakit saya yakin kurang dari 100 ribu,” katanya.
MITRA TARIGAN