TEMPO.CO, Jakarta - Pada akhir Agustus lalu, penampakan kucing besar yang diduga Harimau Jawa terlihat di Padang Penggembalaan Cidaun, Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Hewan yang dinyatakan punah pada tahun 1980-an itu tertangkap kamera sedang menyantap seekor banteng dan berlalu pergi meninggalkan padang.
Baca: Mencari DNA Harimau Jawa dari Bekas Cakaran dan Kotoran
Penampakan hewan buas yang diduga Harimau Jawa itu menggerkan masyarakat. Pasalnya sudah 37 tahun hewan itu resmi dinyatakan punah. Punahnya Harimau Jawa disebabkan oleh penggundulan hutan dan perburuan liar yang terjadi sekitar tahun 1960-an.
Berikut tujuh fakta tentang punahnya Harimau Jawa.
1. Harimau Jawa sedikit lebih kecil dari sepupu daratan mereka (macan tutul Jawa) dan terkenal memiliki kumis yang panjang.
2. Harimau Jawa sangat mirip dengan Harimau Sumatera yang dinyatakan hampir punah. Namun memiliki garis hitam yang lebih gelap dan lebih banyak dibanding Harimau Sumatera
3. Penyebab utama kepunahan Harimau Jawa adalah penggundulan hutan
4. Pada tahun 1938, hutan yang menjadi habitat utama Harimau Jawa melingkupi 23 persen dari Pulau Jawa.
5. Tahun 1975, hanya tersisa 8 persen hutan di seluruh Pulau Jawa. Sedangkan populasi manusia terus meningkat.
6. Rusa-rusa dan hewa-hewan lainnya yang menjadi mangsa Harimau Jawa semakin berkurang karena terserang penyakit selama tahun 1960-an.
7. Penampakan Harimau Jawa terus dilaporkan sampai hari ini namun sayangnya makhluk ini kini dianggap sudah punah secara resmi.
Harimau Jawa merupakan spesies endemik di Pulau Jawa yang telah dinyatakan punah akibat perburuan dan penggundulan hutan. Harimau Jawa ditempatkan sebagai salah satu dari sembilan subspecies Panthera tigris, dengan nama latinnya Panthera tigris sondaica.
Baca: Dianggap Punah, Harimau Jawa Terlihat di Ujung Kulon
Penelitian terakhir tentang keberadaan Harimau Jawa adalah tahun 1999-2000 di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Hasil dari sensus tersebut menyatakan bahwa tidak ada Harimau Jawa.
INDEPENDENT | ZUL’AINI FI’ID N