TEMPO.CO, Bogor - Dugaan bullying terhadap siswa baru yang dilakukan oleh kakak kelas terjadi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 7 Kota Bogor, dikeluhkan orang tua siswa. Saeful Anam, warga Sinargalih RT 2/7, Kelurahan Loji, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, membuat laporan Kepolisian Resor Kota Bogor Kota, karena anaknya dibully seniornya.
"Saya sudah membuat laporan resminya di Polresta Bogor, " kata Saeful di Polresta Bogor Kota, Kamis malam, 14 September 2016. Menurut Saeful, putranya berinisial LA, 16 tahun, merupakan siswa kelas X, bersama dengan tiga orang rekannya menjadi korban bully yang dilakukan oleh puluhan senior yang merupakan kakak kelasnya yang duduk di bangku kelas XI dan XII.
Baca: Diduga Korban Bullying, Siswa SD Ini Kejang-kejang
"Kejadian yang menimpa anak saya dan beberapa orang temannya ini dilakukan di lingkungan sekolah SMAN 7 Kota Bogor, " kata Saeful. Saat itu dirinya tidak menaruh curiga anaknya yang baru beberapa bulan diterima di SMAN 7 ini menjadi korban kekerasan dan bully atau perpeloncoan yang dilakukan oleh senior di sekolahnya.
"Anak saya memang sempat mengeluh kalau dikerjai oleh seniornya, dan awalnya saya anggap itu biasa karena saya anggap putra saya masih bisa membela diri," kata Saeful.
Namun, pada Senin 9 September, LA belum pulang hingga pukul 21.00. “Padahal paling telat sampai rumah jam 5 sore," kata Saeful. Karena khawatir, Saeful pun menghubungi telepon seluler anaknya. Saat telepon tersebut diangkat, suara anaknya itu terdengar seperti merasa ketakutan, "Akhirnya anak saya pulang sampai rumah sekitar pukul 10 malam," kata Saeful.
Setibanya LA di rumah, Saefu menanyakan alasan pulang larut malam. Akhirnya LA menceritakan bahwa dirinya bersama beberapa teman satu kelasnya di digiring oleh seniornya yang kelas XI dan XII ke lapangan usai bubar sekolah.
"Anak saya mengatakan, dirinya dan temanya dipaksa menenggak minuman beralkohol. Diajarkan cara tawuran hingga dipukuli oleh kaka kelasnya yang duduk dibangku XI dan XII," ucap Saeful. Bahkan korban pun kerap diminta uang dengan alasan sumbangan oleh beberapa seniornya.
Setelah itu, kata Saeful, sejumlah seniornya menegaskan jika korban yang saat ini menjadi siswa SMAN 7 harus menjadikan siswa SMAN 6 sebagai musuh sekolahnya. "Itu membuat anak saya trauma," kata Saeful.
Akibat kejadian tersebut, anaknya tidak mau berangkat ke sekolah. Alasannya, trauma dan takut jika kakak kelasnya itu kembali bertindak yang sama. Saeful pun mendatangi pihak sekolah untuk melaporkan kejadian tersebut. "Saya datang ke sekolah pada hari Selasa dan menceritakan yang menimpa anaknya itu harus menjadi perhatian dan direspon sekolah," kata Saeful.
Baca juga: Bullying Pelajar di Thamrin City, Korban Dihadang dan Dijambak
Saeful juga menuliskan pengalaman anaknya itu di media sosial facebook dengan alasan agar menjadi perhatian bagi semua orang tua siswa. "Ini sudah tindakan criminal, bukan lagi kenakalan remaja, sehingga kejadian ini pun saya laporkan ke polisi, bahkan saya pun sudah mengeluhkan ini pada KPAI," kata Saeful.
M SIDIK PERMANA