TEMPO.CO, Tangerang - Skytrain Bandara Soekarno-Hatta resmi beroperasi dengan mengangkut penumpang dari Terminal 3 ke Terminal 2 dan arah sebaliknya, Ahad, 17 September 2017. Tempo menjajal naik kereta tanpa awak pertama di Indonesia itu bersama penumpang lain dari shelter Terminal 3.
Untuk masuk ke dalam dua gerbong Skytrain yang dijalankan, bisa melalui empat pintu masuk yang terhubung dengan lobi Terminal 3, namun saat Tempo menjajal hanya tiga pintu yang terbuka. Masing-masing pintu masuk yang juga berfungsi sebagai pintu darurat selebar 2 meter memudahkan penumpang untuk masuk dan keluar.
Baca: Menteri Budi dan Rini Puas Jajal Skytrain Bandara Soekarno-Hatta
Di dalam gerbong, ada petugas yang mengemudikan Skytrain di masing masing gerbong. Di samping pengemudi, ada petugas wanita yang bertugas memberitahukan kereta akan berjalan atau akan berhenti.
Kereta dengan teknologi Automated People Mover System ini melaju dengan kecepatan 40 kilometer perjam. Selama perjalanan dari Terminal 3 ke Terminal 2, penumpang lebih banyak berdiri dan berpegangan dengan alat yang bergelantungan di langit langit gerbong. Ruangan gerbong masih terlihat polos, belum ada interior tambahan.
Butuh waktu lima menit untuk sampai ke shelter Terminal 2. Sesampai di Terminal 2, waktu tunggu untuk kembali ke Terminal 3 hanya lima menit, sehingga bolak-balik Terminal 3 ke 2 dan arah sebaliknya hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
Ada penumpang maupun tidak ada penumpang, kereta tetap melaju sesuai jadwal. Selama menaiki kereta, penumpang bisa melihat area Bandara Soekarno-Hatta, mulai kompleks perkantoran hingga area landasan pacu.
Beberapa penumpang yang mencoba Skytrain, berdecak kagum. "Cukup nyaman, enak dan cepat," ujar Sapta Juanis, 38 tahun, penumpang Skytrain yang baru sama mendarat dari Palembang, Sumatera Selatan. "Ini pengalaman pertama saya, enak nggak berat kalau bawa banyak koper," kata Sapta.
Wira (31), penumpang lainnya, mengusulkan kepada pengelola Skytrain agar memberikan pembatas antara penumpang laki laki dan perempuan. "Sehingga tidak rawan pelecehan seperti di busway," kata Wira.
Baca juga: Peresmian Operasional Skytrain Diusik Listrik Padam
Selain itu, Wira menambahkan, fasilitas khusus untuk wanita, orang tua, anak anak, kaum disabilitas, juga masih minim, sehingga perlu diprioritaskan. "Karena jumlah penumpangnya 176 sekali angkut, akan berimpit-impitan," kata Wira.
JONIANSYAH HARDJONO