TEMPO.CO, Jakarta - Dengan motor seberat 350 sampai 400 Kilogram, di antara kemacetan Jakarta, maka tak heran kalau pengendara motor besar atau moge terkesan arogan.
Arogan di sini, maksudnya ugal-ugalan berkendara atau ingin selalu didahulukan. Padahal menurut Andry Desuardi, tidak begitu. "Karena harus memegang motor seberat hampir setengah ton, di dalam kota dan macet, maka kesan arogan itu muncul. Padahal itu hanya semata-mata karena berat serta panas di daerah mesin dan knalpot," kata sosok yang juga dikenal sebagai Sekjen Harley Davidson Club Indonesia (HDCI)Tangerang ini.
"Kalau seperti sekarang, ngobrol, mengenal pengendara moge, kan ga ada ya arogannya?" katanya yang ditemui Tempo di Sunbreeze Hotel, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu, 17 September 2017.
Hal lain, yang membuat pengendara moge tampak arogan adalah jarangnya motor besar ini lalu lalang di jalan raya. “Karena berat dan panas jadi jarang dipakai rutin, makanya kalau weekend saja biasanya banyak melihat motor-motor besar ini seliweran,” tuturnya. Baca: 67 Persen Anak Muda Merokok Gara-gara Iklan
“Jadi hanya karena penampakannya dan suaranya yang besar, juga munculnya rame-rame, maka kesan itu muncul, padahal positifnya sangat banyak, loh,” tuturnya.
Meski begitu, menurut Andry, untuk mencegah kesan arogan itu, HDCI memiliki pelatihan setiap tiga bulan sekali, terutama untuk member baru. “Dari pelatihanmengendara, sampai pelatihan berambu lalu lintas,” tuturnya. Hal ini dilakukan agar para member baru tidak urakan pada saat di jalan raya. “Semestinya harus menunjukkan disiplin berlalu lintas,” lanjutnya.
Untuk berkendara di jalan raya sendiri, komunitas HDCI memiliki aturan bagi anggota yang tidak mematuhi peraturan atau bersikap ugal-ugalan saat berkendara. “Nah jadi jika melihat yang ugal-ugalan silakan masyarakat foto, kirim ke kita, kita akan beri teguran,” kata Andry. Baca: Tur Tiga Negara, Mereka Sempat Disambut Pangeran Brunei
Teguran itu sendiri tergantung seberapa parah sang pengemudi berperilaku di jalan raya. “Kalau ternyata sangat sangat merugikan atau membahayakan bisa saja dikeluarkan dari keanggotaan, sanksinya sudah jelas.”
Disamping pelatihan setiap tiga bulan, komunitas moge HDCI Tangerang ini juga sering melakukan bakti sosial. “Melakukan banyak kegiatan sosial sebenarnya. Artinya tidak banyak diekspos, lah,” ujar Andry.
AMMY HETHARIA