Pengamatan Tempo News Room memperlihatkan, di sekitar tenda terlihat dijaga 5 prajurit Brimob. Mereka bersenjatakan laras panjang dan pistol di pinggang. Mereka mengawasi tiap gerak-gerik aktivis LMI. Sebagian besar pasukan polisi itu tersebar di area DPRD dan Gedung Sate. Mereka bersenjata lengkap, khas pasukan anti huru-hara. Di kawasan itu pula ditempatkan dua panser milik Brimob yang biasa dipakai untuk membubarkan massa.
Dibalik penjagaan itu, siang ini, ternyata ada rencana pengerahan massa demonstran dalam jumlah besar di Bandung. Kami bermaksud menuntut pemerintah Indonesia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat. Penyerangan militer Amerika ke Afganistan merupakan tindakan pelanggaran hak asasi manusia, ujar Taufik, koordinator lapangan Tenda Perlawanan LMI tersebut.
LMI menuduh Amerika melakukan serangan ke Afganistan, bukan semata membalas aksi teroris yang menghancurkan gedung WTC dan Pentagon, 11 September lalu. Amerika berlindung dibawah misi anti-teroris untuk mengeruk kekayaan Afganistan berupa gas alam yang melimpah, ujar Taufik. LMI juga menuntut pemerintah Indonesia untuk menghentikan utang luar negeri. Dengan utang, negara-negara dunia ketiga termasuk Indonesia menjadi tidak berdaya terhadap permainan negara-negara maju seperti Ameriksa Serikat. Aparat keamanan jangan mudah bertindak represif terhadap aksi-aksi demonstrasi, ujar Taufik. (Bobby Gunawan)