Dalam orasi dan selebaran demonstran, aksi sweeping itu merupakan reaksi terhadap tindakan sekelompok warga non-muslim di Minahasa, Sulawesi Utara, yang membakar patung Usamah bin Laden, pemimpin Al-Qaidah, yang sedang diburu pemerintah Amerika Serikat . Adegan yang membakar emosi mahasiswa UMI itu sempat ditayangkan sebuah stasiun televisi swasta dalam acara berita pagi. Mereka menuduh aksi di Minahasa itu sebagai dukungan terhadap Amerika Serikat sekaligus menyudutkan agama tertentu.
Massa memblokir jalan dan memeriksa penumpang angkutan kota ‘pete-pete’. Pemeluk agama tertentu yang jadi sasaran diminta tetap di ‘pete-pete’, sementara yang lainnya diminta turun. Puluhan aparat keamanan berjaga-jaga tak jauh dari aksi mahasiswa, termasuk pasukan bermotor bersenjata lengkap dari Perintis Kopolisian Kota Besar (Poltabes) Makassar. Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UMI, Husnullah Pangerang, membantah aksi tersebut dilakukan oleh lembaga mahasiswa UMI. “Aksi ini reaksi spontan teman-teman, setelah menonton televisi,” ujar Pangerang.
Setidaknya 3 orang terjaring sweeping. Seorang korban lain berhasil meloloskan diri. Meski dikejar puluhan massa, ia berhasil menyelinap masuk kantor Bosowa Berlian Motor untuk meminta perlindungan. Satuan pengamanan Bosowa langsung melindungi dan menghalangi massa yang marah.
Ketiga korban itu bernama Alexander Kappang (22), Andi (18) dan Adrianus (23). Mereka diamankan di kampus UMI untuk menghindari tindakan brutal massa. Korban dilepas lagi setelah aparat keamanan melakukan negosiasi. Kappang menderita memar pada wajahnya karena beberapa kali terkena bogem mentah massa yang mengerubuti. Sedang Andi harus dirawat di Rumah Sakit 45 karena mengalami shock berat. Adrianus cepat diisolasi aparat keamanan. Ia terjebak dalam angkutan kota DD 1475 A. (Muannas - Tempo News Room)