TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah Tunisia menjajaki kerjasama perdagangan dengan Indonesia. Bentuk kerjasama perdagangan yang merupakan bagian joint commission ini dituangkan dalam bentuk investasi joint venture di bidang pariswisata.
Saat ini di Tunisia sedang dibangun ribuan kamar hotel. Kita ditawarkan untuk mengisi peralatan di kamar tersebut, kata Duta Besar Indonesia untuk Tunisia Musma Musa Abas kepada Tempo News Room melalui saluran telepon, Sabtu (9/8). Pariwisata Tunisia sedang maju, karena lima juta wisatawan setiap tahun datang ke negeri itu.
Menurut dia, perdagangan yang dimaksud antara lain produk-produk furniture seperti kursi, lemari, dan tempat tidur, serta produk kerajinan tangan. Kata dia, peluang Indonesia sangat besar dalam kerjasama ini karena selama ini produk-produk Indonesia diminati di luar negeri. Kualitas kita kan bagus, ujar Musma.
Tapi, Musma belum bisa memastikan berapa nilai investasi yang ditawarkan oleh Tunisia. Ia mengaku saat ini sedang menawarkan kerjasama ini ke pengusaha-pengusaha Indonesia, termasuk yang ada di daerah seperti Jawa Tengah. Tanggapan mereka cukup responsif, ungkapnya yang dua hari lalu menemui pengusaha-pengusaha Jawa Tengah.
Ia juga meminta Badan Otorita Batam sebagai salah satu daerah yang akan dijadikan zona perdagangan bebas untuk memfasilitasi kerjasama tersebut. Ini yang kita explore, peluang kita besar, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya.
Selain itu, kata dia, Kedubes Indonesia di Tunisia juga akan menggelar pameran bertajuk Indonesia Week di negara Afrika Utara itu. Isinya mengenai produk-produk unggulan Indonesia, terutama dari usaha kecil menengah. Harusnya Oktober, tapi karena ada bom Marriott, ditunda hingga Januari tahun depan, kata Musma yang menjadi salah satu orang yang selamat dari petaka itu. (Kurniawan)