Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan mengumumkan temuan pertama transmisi lokal varian Omicron. Artinya infeksi varian itu terjadi antarmasyarakat dalam satu wilayah, yaitu terjadi pada seorang warga Medan yang berkunjung ke Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam konferensi pers daring, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan, bahwa yang terinfeksi adalah pria bersusia 37 tahun yang tinggal di sebuah apartemen di Jakarta Utara pada 6-19 Desember 2021. “Sekarang sudah dibawa ke RSPI Sulianti Saroro,” ujar dia, Selasa, 28 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menanggapi kabar tersebut, Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan setidaknya ada lima hal yang perlu dibahas.
Pertama, sebelum temuan baru ini, sudah diberitakan ada dua petugas Wisma Atlet Kemayiran yang tertular dari pasien, jadi memang sudah terjadi penularan pada mereka yang tidak pergi ke luar negeri.
“Tentu bisa kita bayangkan bagaimana kemungkinan penularan di masyarakat luas. Di tambah lagi ada berita seorang pasien dengan varian Omicron yang ternyata luput dari karantina,” kata dia saat dihubungi, Selasa.
Kedua, Tjandra melanjutkan, belum lagi mungkin saja sudah ada pengunjung dari negara terjangkit yang masuk ke Indonesia antara 9-29 November, yang saat itu hanya dikarantina tiga hari. Jika mereka saat itu membawa varian virus dengan kode B.1.1.529, maka mungkin saja belum terdeteksi, dan bisa saja sudah lebih awal menularkan. “Mudah-mudahan saja semua sudah diperiksa dan memang tidak ada penularan saat itu.”
Tanggapan ketiga, Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020 itu berujar, saat ini sudah diumumkan adanya penularan lokal di masyarakat. Jadi, dia menyarankan agar kegiatan testing dan tracing perlu dimaksimalkan, mungkin bisa seperti yang dilakukan pada Juni atau Juli 2021 lalu.
“Jadi, penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk telusur (tracing) seperti di luar negeri juga harus dilakukan,” tutur Tjandra.
Keempat, jika memang nanti kasus Omicron itu terus bertambah, maka kesiapan fasilitas kesehatan harus dipergiat dari sekarang, mulai dari pelayanan kesehatan primer, seperti rumah sakit rujukan sampai dengan Puskesmas. Bentuknya bisa berupa tenaga kesehatan, ruang rawat, obat, oksigen, dan alat kesehatan lainnya, serta sistem informasi dan rujukan.
Kelima, Tjandra yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana di Universitas YARSI Jakarta, itu mengingatkan agar masyarakat tetap memberlakukan protokol kesehatan 5M dengan ketat. Jika ada kecurigaan kontak dengan orang yang positif, sesegera mungkin memeriksakan diri dan jangan takut.
“Untuk yang positif maka beritahu semua orang yang pernah kontak dalam beberapa hari terakhir agar mereka memeriksakan diri pula. Lalu, untuk mereka yang belum diimunisasi lengkap maka segeralah divaksin,” kata Tjandra menambahkan.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.