Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Air Terjun Sedudo Berubah Hitam, Ini Penjelasan Pemkab Nganjuk

Sebuah video menunjukkan warna air terjun Sedudo di Kabupaten Nganjuk berubah menjadi hitam kelam, padahal biasanya jernih.

14 November 2018 | 10.15 WIB

Sejumlah remaja membawa kendi berisi air yang diambil dari air terjun saat prosesi Siraman Sedudo di Desa Ngliman, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, 13 Oktober 2015. Ritual Siraman di Air Terjun Sedudo tersebut dilaksanakan setahun sekali menjelang purnama bulan Suro (penanggalan Jawa) sebagai tolak bala dan simbol pembersihan diri. ANTARA FOTO
Perbesar
Sejumlah remaja membawa kendi berisi air yang diambil dari air terjun saat prosesi Siraman Sedudo di Desa Ngliman, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, 13 Oktober 2015. Ritual Siraman di Air Terjun Sedudo tersebut dilaksanakan setahun sekali menjelang purnama bulan Suro (penanggalan Jawa) sebagai tolak bala dan simbol pembersihan diri. ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Nganjuk - Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menjelaskan tentang penyebab air terjun Sedudo di Desa Ngliman berwarna hitam sesaat setelah hujan deras di daerah wisata itu.

Baca: Inilah Mitos-mitos yang Masih Hidup di Air Terjun Sedudo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Sebelumnya sebuah video yang menunjukkan warna air terjun Sedudo di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk berubah menjadi hitam kelam beredar luas di jejaring sosial serta "WhatsApp".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam video dengan durasi hampir dua menit itu terlihat jelas warna air terjunnya, padahal biasanya air jernih, berasal dari sumber air di Pegunungan Wilis. Diduga, video itu diambil oleh aparat polisi, sebab saat video tersebut direkam nampak sejumlah anggota polisi di lokasi air wisata tersebut.

"Jadi akibat kemarau panjang dan Kabupaten Nganjuk diberi rahmat Tuhan hujan dengan intensitas sedang, di pegununungan ada sampah, daun yang terbakar terbawa air sampai larut dan mencemari aliran air di Sedudo," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Nganjuk Agus Irianto di Nganjuk, Rabu, 14 November 2018.

Ia menjelaskan hujan itu terjadi pertama kali di Kabupaten Nganjuk pada Minggu, 11 November 2018, setelah kemarau panjang. Hujan itu tidak sampai menyebabkan bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor di sekitar kawasan yang menjadi salah satu obyek wisata unggulan kabupaten tersebut.

Ia menjelaskan akibat kejadian itu tumpukan material sampah banyak bertebaran di sekitar lokasi wisata. Hal itu, katanya, menyebabkan untuk sementara waktu lokasi wisata tersebut ditutup oleh petugas.

Bahkan, aparat dari Kepolisian Resor Nganjuk juga berupaya melakukan pembersihan lokasi air terjun itu. Mereka ikut menyingkirkan berbagai macam kotoran dan tumpukan sampah yang bertebaran di sekitar tempat itu.

"Dari aparat kepolisian juga ikut membersihkan tumpukan sampah di bawah air terjun. Pekan ini kami harapkan sudah bisa dinikmati lagi," kata Agus.

Ia juga mengimbau warga, terutama di sekitar daerah yang rawan longsor, untuk berhati-hati, terutama saat hujan. Warga diharapkan ikut menjaga lingkungan dengan tidak menebang pohon sembarangan serta membuang sampah di sembarang tempat.

Warga juga dianjurkan menanam berbagai pohon, terutama di daerah perbukitan, dengan harapan ketika besar bisa mencegah terjadinya erosi.

Simak artikel lainnya tentang air terjun Sedudo di kanal Tekno Tempo.co

Tonton video saat Air Terjun Sedudo berubah menjadi hitam disini.

ANTARA

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus