Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi serius mengembangkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Pada Selasa 20 Februari lalu, mereka telah meluncurkan pusat kecerdasan buatan untuk media. Selain itu, mereka juga bertekad untuk menjadi pusat kecerdasan buatan dunia menyaingi Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Media Arab Saudi Salman bin Yousef Al-Dosary dan Presiden Otoritas Data dan Kecerdasan Buatan Arab Saudi (SDAIA) Dr Abdullah bin Sharaf Al-Ghamdi meluncurkan Pusat Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) untuk Media dan Kamp Masa Depan Kecerdasan Buatan Generatif untuk Media.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari english.aawsat.com, kedua peluncuran program tersebut bertujuan untuk meramalkan masa depan kecerdasan buatan dan aplikasinya dalam segala bentuk media dengan cara yang meningkatkan posisi Kerajaan sebagai negara terdepan di bidang data AI untuk mencapai tujuan Visi 2030 Kerajaan.
Dua hari setelah peluncuran tersebut, Kepala Dana investasi Publik (PIF) Arab Saudi memperkenalkan kerajaan sebagai pusat potensial untuk aktivitas kecerdasan buatan di luar Amerika Serikat, dengan merujuk pada sumber daya energinya dan kapasitas pendanaannya.
"Kami cukup baik posisinya untuk menjadi pusat kecerdasan buatan di luar AS," kata Gubernur PIF Yasir Al-Rumayyan, saat berbicara di acara investasi di Miami yang disponsori oleh dana kekayaan kedaulatan, dikutip dari reuters.com,
Lebih lanjut, Rumayyan mengatakan bahwa proyeksi tersebut sangat mungkin terlaksana mengingat kecerdasan buatan akan banyak mengonsumsi energi. Seperti diketahui, Arab Saudi merupakan negara yang memimpin soal sumber daya energi, baik energi fosil maupun energi terbarukan.
Rumayyan menyatakan bahwa Arab Saudi sebagai produsen minyak terbesar di dunia, juga memiliki kemauan politik untuk mewujudkan proyek-proyek kecerdasan buatan dan dana yang cukup untuk mendukung perkembangan teknologi tersebut.
Teknologi kecerdasan buatan menggunakan kumpulan ribuan chip dalam pusat data besar untuk melatih algoritma agar dapat menyelesaikan tugas-tugas. Biaya listrik perusahaan teknologi telah melonjak karena mereka bersaing untuk membangun model AI yang semakin canggih dan meluncurkan produk generatif untuk miliaran pengguna.
Rumayyan mengatakan bahwa PIF mengalokasikan lebih dari 70 persen dari dana tersebut untuk proyek-proyek dan investasi di dalam Arab Saudi dan menargetkan alokasi internasional sebesar 20 persen hingga 25 persen ke depannya. Menurutnya, sekitar 40 persen dari investasi internasional dana tersebut berada di Amerika Serikat.
Saat ini, PIF telah mengeluarkan dana sekitar 40 sampai 50 miliar dolar AS per tahun untuk ambisi tersebut. Menurutnya, angka tersebut diperkirakan akan mencapai 70 miliar dolar amerika pertahun pada 2025 hingga 2030. Upaya tersebut dilakukan untuk menjadikan Arab Saudi sebagai pusat kecerdasan buatan dunia.
ANANDA RIDHO SULISTYA | REUTERS
Pilihan Editor: Pusat AI Diluncurkan Pemerintah Arab Saudi, Apa Saja Tujuannya?