Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Teknologi & Inovasi

Berita Tempo Plus

Api Mengubah Peradaban Manusia

Manusia pada masa Pleistosen Akhir belajar menggunakan api dengan cara yang benar-benar baru. Dalam kasus ini, pembakaran menyebabkan pergantian hutan di kawasan itu menjadi hutan terbuka seperti yang ada sekarang.

10 Mei 2021 | 00.00 WIB

Rekosntruksi manusia purba yang dipajang di Museum Sangiran, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, 27 Desember 2014. TEMPO/Frannoto
Perbesar
Rekosntruksi manusia purba yang dipajang di Museum Sangiran, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, 27 Desember 2014. TEMPO/Frannoto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Studi ini menggabungkan bukti arkeologis dengan data paleoenvironmental.

  • Manusia pada masa Pleistosen Akhir belajar menggunakan api dengan cara baru.

  • Yang pasti, pembakaran lanskap itu disebabkan oleh aktivitas manusia.

Penguasaan api membuat manusia mendominasi alam. Sebuah studi yang dipimpin para peneliti di Universitas Yale, Amerika Serikat, memberikan bukti paling awal hingga saat ini tentang manusia purba yang secara signifikan mengubah seluruh ekosistem dengan api.

Studi yang ditulis di jurnal Science Advances pada pekan lalu itu menggabungkan bukti arkeologis—kelompok artefak batu berasal dari 92 ribu tahun silam—dengan data paleoenvironmental di pantai utara Danau Malawi di Afrika timur. Data tersebut untuk mendokumentasikan bahwa manusia purba pengubah ekosistem.

Mereka menggunakan api untuk mencegah pertumbuhan kembali hutan di kawasan itu, menciptakan semak belukar yang luas seperti yang ada saat ini. Ahli paleoantropologi Yale, Jessica Thompson, menjelaskan bukti paling awal manusia yang mengubah ekosistemnya.

"Ini adalah bukti paling awal yang saya lihat tentang manusia yang secara fundamental mengubah ekosistem mereka dengan api," kata Jessica Thompson, asisten profesor antropologi di Fakultas Seni dan Sains serta penulis utama makalah tersebut.

Lebih lanjut ia mengatakan, ini menunjukkan bahwa, pada masa Pleistosen Akhir, manusia belajar menggunakan api dengan cara yang benar-benar baru. “Dalam kasus ini, pembakaran menyebabkan pergantian hutan di kawasan itu menjadi hutan terbuka seperti yang kita lihat sekarang,” katanya.

Thompson menulis penelitian ini bersama 27 rekan dari institusi di Amerika Serikat, Afrika, Eropa, Asia, dan Australia. Ia memimpin pekerjaan arkeologi bekerja sama dengan Departemen Museum dan Monumen Malawi; David Wright dari Universitas Oslo, yang memimpin upaya untuk menentukan tanggal situs arkeologi penelitian; dan Sarah Ivory dari Penn State, yang memimpin analisis paleoenvironmental.

Artefak yang diperiksa adalah dari jenis yang diproduksi di seluruh Afrika pada Zaman Batu Pertengahan, suatu periode yang berlangsung setidaknya 315 ribu tahun silam. Manusia modern paling awal muncul pada periode ini, dengan catatan arkeologi Afrika menunjukkan kemajuan signifikan dalam kompleksitas kognitif dan sosial.

Thompson dan Wright mencatat beberapa pekerjaan arkeologi di wilayah tersebut sebelum Ivory membantu mereka memahami pola yang mereka amati. Para peneliti menemukan catatan arkeologi regional, perubahan ekologis, dan perkembangan kipas aluvial di dekat Danau Malawi—akumulasi sedimen terkikis dari dataran tinggi di kawasan itu—tertanggal pada periode asal yang sama, menunjukkan bahwa mereka saling berhubungan.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus