Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang menaungi 10 Balai Arkeologi dilaporkan ikut melebur ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Salah satu arkeolog dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, menjelaskan bahwa semua periset honorer di tempatnya bekerja diberhentikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Beberapa Balai Arkeologi dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional ada juga periset honorer lulusan arkeologi, mereka ya diberhentikan, karena di BRIN tidak ada honorer,” ujar dia saat dihubungi Rabu pagi, 5 Januari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hari melanjutkan, BRIN menganjurkan jika ada penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2022, mereka harus ikut seleksi, tapi itu bagi lulusan S2 arkeologi. Sementara, lulusan S1 arkeologi bisa ikut tes CPNS di Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan-Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek).
“Di sana banyak Unit Pelaksana Teknis Arkeologi di daerah seperti Balai Pelestarian Cagar Budaya,” katanya lagi.
Pegawai yang masih bertahan di Balai Arkeologi dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional hanya cleaning service, satpam, dan sopir. “Itu pun di bawah pihak ketika.”
Arkeolog lulusan Universitas Udayana, Bali, itu tidak mengetahui berapa banyak periset honorer yang terdampak integrasi BRIN. Namun, di tempatnya bekerja ada dua orang yang selama ini terlibat di bagian analisis artefak.
“Mereka lulusan S1, selama ini membantu dalam analisis artefak, penggambaran, pemetaan dan pendokumentasian. Tapi kalau di Balai Arkeologi lain saya kurang tahu jumlahnya,” tutur Hari sambil menambahkan bahwa mereka cukup kompeten.
Sepuluh balai yang dinaungi Pusat Penelitian Arkeologi Nasional adalah Balai Arkeologi Sumatera Utara, Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Balai Arkeologi Jawa Barat, Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta, Balai Arkeologi Bali, Balai Arkeologi Kalimantan Selatan, Balai Arkeologi Sulawesi Selatan, Balai Arkeologi Sulawesi Utara, Balai Arkeologi Maluku, dan Balai Arkeologi Papua.
Sebelum bergabung ke BRIN, semua lembaga tersebut merupakan bagian dari Badan Penelitian dan Pengembangan, (Kemendikbud-Ristek).
Pemberhentian periset honorer juga sebelumnya dikabarkan terjadi pada para peneliti Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman. Ada 113 pegawai honorer—71 di antara mereka adalah staf peneliti—yang tidak diperpanjang atau diberhentikan kontraknya. Pemberhentian itu merupakan dampak atas bergabungnya Eijkman ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Baca:
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Ikut Melebur ke BRIN, Ini Kata Arkeolog
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.