Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Begini Cara Panjang Umur dan Awet Muda ala Ilmuwan  

Perilaku sel-sel tubuh dapat direkayasa seolah-olah mereka lebih muda dan berkembang biak dengan cepat dan tidak mati.

6 Oktober 2015 | 16.11 WIB

Telomeres. dailymail.co.uk
Perbesar
Telomeres. dailymail.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Stanford - Awet muda bakal satu langkah lebih dekat setelah kesuksesan transformasi sel tua manusia menjadi sel muda. Proses itu dilakukan dengan memperpanjang telomere, topi pelindung di ujung kromosom yang berdampak terhadap penuaan dan penyakit.

Para peneliti di Amerika Serikat mengatakan teknik ini bisa memperpanjang hidup manusia dan memberi harapan baru bagi upaya memerangi penyakit degeneratif yang timbul akibat usia tua.

Telomere-yang sering digambarkan seperti topi plastik di ujung tali sepatu-membantu menjaga DNA tetap sehat. Topi pelindung ini menjadi lebih pendek pada setiap replikasi DNA, dan akhirnya tidak lagi mampu melindungi DNA dari kerusakan dan mutasi. Inilah yang menyebabkan seseorang menjadi tua.

Pada orang muda, panjang telomere mencapai 8.000-10 ribu molekul organik atau nukleotida. "Sekarang kami telah menemukan cara untuk memperpanjang telomere manusia sebanyak 1.000 nukleotida, dengan mengembalikan jam internal dalam sel-sel ini yang setara dengan beberapa tahun kehidupan manusia," kata Helen Blau dari Stanford University, sebagaimana dikutip Dailymail.

Dalam penemuan ini, peneliti menggunakan RNA modifikasi guna memperpanjang telomere. RNA membawa instruksi dari gen dalam DNA ke pabrik pembuatan protein sel. RNA yang digunakan dalam penelitian ini memiliki urutan coding untuk TERT-komponen aktif enzim alami yang disebut telomerase.

Ketika sel-sel ditangani, mereka berperilaku seolah-olah mereka lebih muda dan berkembang biak dengan cepat dan tidak mati. "Suatu hari, akan mungkin untuk menargetkan sel-sel induk otot pada pasien dengan distrofi otot Duchenne, misalnya, untuk memperpanjang telomere mereka," kata Blau.

Menurut dia, ada juga implikasi untuk mengobati kondisi penuaan, seperti diabetes dan penyakit jantung. "Ini benar-benar membuka pintu untuk mempertimbangkan semua jenis manfaat potensial dari terapi ini," tuturnya.

Para peneliti juga berharap bahwa metode ini akan memungkinkan para ilmuwan menghasilkan sejumlah besar sel yang suatu hari nanti bisa mengarah pada obat anti-penuaan yang efektif.

DAILYMAIL | AMRI MAHBUB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amri Mahbub

Amri Mahbub

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus