Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Begini Jadinya Kalau Anda Sedang Jatuh Cinta Menurut Sains

Jatuh cinta bisa mempengaruhi kerja otak.

7 Mei 2018 | 12.35 WIB

Ilustrasi pasangan jatuh cinta. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi pasangan jatuh cinta. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Exeter - Jatuh cinta bisa mempengaruhi kerja otak. Perasaan tersebut dapat menurunkan respons otak terhadap rasa sakit. Laporan para peneliti dari Universitas Exeter, Inggris, yang dimuat dalam jurnal Social, Cognitive, and Affective Neuroscience, menyatakan rasa cinta dan kasih sayang bisa membuat manusia tenang dan bereaksi lebih baik dalam merespons ancaman dan kondisi tertekan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hal ini terbukti bisa membantu individu yang mudah resah, seperti para penderita post-traumatic stress disorder (PTSD). Anke Karl, peneliti senior bidang psikologi dari Universitas Exeter, mengatakan kondisi mental tertentu, seperti PTSD, dicirikan sebagai perilaku atau reaksi berlebihan terhadap informasi yang dinilai menjadi ancaman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kondisi ini diasosiasikan dengan respons emosional negatif berlebihan, pengaktifan amygdala, serta terbatasnya kemampuan untuk mengontrol emosi dan ketenangan," kata Karl, seperti ditulis laman resmi Universitas Exeter.

Dalam studi itu, peneliti mempelajari sekelompok partisipan dengan alat magnetic resonance imaging (MRI) untuk meneliti respons otak mereka. Para partisipan, yang berjumlah 42 orang, diberi gambar-gambar berisi sejumlah orang yang tengah menerima dukungan emosional dan kasih sayang.

Studi itu menunjukkan bahwa amygdala, bagian otak yang bertugas memonitor adanya ancaman, tidak berfungsi dengan baik saat melihat gambar menyenangkan itu. Amygdala kemudian diketahui juga tidak merespons gambar yang menunjukkan ekspresi wajah atau kata-kata mengancam pada sesi berikutnya.

Menurut Karl, temuan baru tentang pengaruh rasa cinta dan kasih sayang pada otak itu bisa membantu penyembuhan kasus trauma. Dalam beberapa kasus, tingkat kesembuhan pasien dengan trauma psikologis disebutkan berkorelasi dengan seberapa besar dukungan sosial yang ia terima. "Kami mengembangkan temuan ini untuk memperbaiki terapi bagi penderita PTSD guna meningkatkan rasa aman dan nyaman ketika mengatasi memori traumatis," kata Karl.

Simak riset lainnya tentang jatuh cinta hanya di kanal Tekno Tempo.co.

SCIENCEDAILY | EXETER

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus