Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Fenomena Supermoon akan Kembali Terjadi Esok Dini Hari

Fenomena Full Buck Supermoon atau Purnama Rusa Super akan terjadi pada 14 Juli 2022 esok dini hari, sekitar pukul 01.57 WIB

13 Juli 2022 | 00.34 WIB

Penampakan Supermoon yang terlihat di atas mercusuar Makapuu di timur Oahu, Honolulu, Hawaii, AS, 25 Mei 2021.REUTERS/Marco Garcia
material-symbols:fullscreenPerbesar
Penampakan Supermoon yang terlihat di atas mercusuar Makapuu di timur Oahu, Honolulu, Hawaii, AS, 25 Mei 2021.REUTERS/Marco Garcia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Dalam waktu dekat, bulan kembali akan tiba di titik terdekatnya dengan bumi yakni fenomena Full Buck Supermoon atau Purnama Rusa Super.

Kondisi tersebut akan terjadi pada 14 Juli 2022 dini hari esok, sekitar pukul 01.57 WIB/02.57 WITA/03.57 WIT pada jarak 357.418 km.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Supermoon merupakan salah satu fenomena antariksa ketika bulan terlihat lebih dekat, besar, dan terang, dari biasanya. Bentuk orbit bulan terhadap bumi tidaklah bulat sempurna, melainkan elips sehingga fenomena Supermoon dapat. Hal ini membuat adanya titik terjauh (apogee) dan titik terdekat (perigee) antara bulan dengan bumi. Fenomena ini merupakan peristiwa dimana jarak bulan berada dalam titik terdekat dengan bumi (Perigee), di mana mencapai sekitar 357.264 km.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peneliti Astronomi Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Thomas Djamaluddyn mengatakan jika supermoon dilihat dengan mata telanjang.

Tetapi jika ingin mengabadikannya, diperlurkan bantuan alat khusus. Anda bisa menggunakan binokuler atau teleskop yang terkoneksi dengan kamera ponsel atau kamera CCD.

Fenomena Supermoon ini merupakan yang terakhir dari tiga fenomena langka Antariksa yang terjadi pada bulan Juni-Juli. Sebelumnya, ada Bulan Purnama Stroberi Super dan Bulan Baru Stroberi Mikro yang masing-masing terjadi pada 14 dan 29 Juni lalu.

Melansir penjelasan Peneliti Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional Andi Pangerang seperti dikutip dari laman resmi (BRIN), penamaan ketiga fenomena tersebut berasal dari The Farmer’s Almanac (Almanak Petani Amerika). 

Pada bulan Juni dilakukan panen stroberi, sedangkan pada bulan juli rusa jantan muda mulai tumbuh tanduknya. Jadi penamaan supermoon ini sebenarnya berasal dari penanda musim dan perilaku hewan yang timbul pada musim-musim tertentu bagi penduduk asli Amerika.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus