Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Habis Manis Sepah Jadi Tas Jinjing, Inovasi Mahasiswa IPB Olah Ampas Tebu

Bagi mahasiswa IPB yang berlaku adalah habis manis sepah dibuat jadi tas jinjing. Produk inovasi yang ramah lingkungan.

19 September 2021 | 15.42 WIB

Presiden Joko Widodo (tengah), pemilik pabrik gula PT Prima Alam Gemilang Andi Syamsuddin Arsyad (kiri) dan mantan Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kanan) mengunjungi lahan perkebunan tebu di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Kamis 22 Oktober 2020. (22/10/2020). Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian pabrik gula berkapasitas giling hingga 12.000 ton cane per day (TCD) di Kabupaten Bombana. ANTARA FOTO/Biroperskepresiden
Perbesar
Presiden Joko Widodo (tengah), pemilik pabrik gula PT Prima Alam Gemilang Andi Syamsuddin Arsyad (kiri) dan mantan Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kanan) mengunjungi lahan perkebunan tebu di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Kamis 22 Oktober 2020. (22/10/2020). Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian pabrik gula berkapasitas giling hingga 12.000 ton cane per day (TCD) di Kabupaten Bombana. ANTARA FOTO/Biroperskepresiden

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi mahasiswa IPB, pepatah habis manis sepah dibuang tak selamanya berlaku. Oleh sekelompok kecil mahasiswa, yang benar adalah habis manis, sepahnya dimanfaat jadi tas jinjing. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tebu yang diperas, dan hanya diambil manisnya oleh pabrik gula, meninggalkan ampas yang hanya menjadi limbah dari sisa pengolahan pabrik.     

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selama ini, sebagian ampas tebu, 35-40 persen dijadikan bahan bakar industri, sebagiannya lagi dibuang menjadi limbah. Dari hanya tumpukan limbah tersebut, tim mahasiswa IPB berhasil mengubah ampas tebu menjadi tas jinjing yang punya nilai ekonomis. S

Pabrik selama ini beralasan tidak dapat mengelola limbah yang dihasilkan mengingat hanya beberapa bagian yang dapat diolah untuk bahan bakar.

"Sehingga ampas tebu belum terkelola dengan baik sepenuhnya dan belum memiliki nilai ekonomi yang baik,” ungkap Ketua Tim, Depicha Zambustya Zamborita dikutip dari laman resmi IPB pada 6 September 2021.

Inovasi tas jinjing dari ampas tebu ini masuk dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan atau PKM-K. Inovasi dinilai sebagai produk ramah lingkungan dan dapat menggantikan penggunaan plastik kresek.

Depicha mengatakan, tas jinjing berbahan dasar ampas tebu ini memiliki desain produk budaya nusantara dan tradisi daerah, sehingga menambah keindahan tas jinjing ini.

Menariknya, setelah tas ini rusak, dapat dimanfaatkan menjadi seni rupa dua dimensi. “Tas bekas bisa dikliping, kemudian dibingkai sehingga dapat dijadikan hiasan dinding,” kata Depicha.

Untuk pemasaran tas jinjing ampas tebu ini, Depicha dan Tim mempromosikannya melalui media sosial Instagram @bag.gase dan WhatsApp masing-masing anggota. Satu tas dijual seharga Rp 10.000.

Respon positif pun diterima atas produk inovasi Tim Mahasiswa IPB ini, konsumen baru menyadari bahwa ampas tebu yang merupakan limbah pabrik gula ternyata dapat dijadikan tas dengan desain unik.

Sementara itu, dosen pendamping Burhanuddin mengatakan bahwa PKM-K tas jinjing dari ampas tebu ini lahir dari kreativitas mahasiswa IPB untuk memanfaatkan limbah bagas dan mengurangi penggunaan plastik yang berdampak negatif pada lingkungan.

“Selain itu, menjadi substitusi bagi penggunaan bahan baku kertas yang mulai sulit didapat,” katanya.

WILDA HASANAH

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus