Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Ilmuwan Universitas Indonesia Sabet Penghargaan Risetdikti 2018

Ilmuwan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Septelia Inawati Wanandi, meraih penghargaan sebagai Dosen Berprestasi Terbaik.

2 November 2018 | 15.37 WIB

Ilmuwan biokimia dan biologi molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Septelia Inawati Wanandi, meraih penghargaan sebagai Dosen Berprestasi Terbaik bidang Sains dan Teknologi 2018. (Universitas Indonesia)
Perbesar
Ilmuwan biokimia dan biologi molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Septelia Inawati Wanandi, meraih penghargaan sebagai Dosen Berprestasi Terbaik bidang Sains dan Teknologi 2018. (Universitas Indonesia)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan biokimia dan biologi molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Septelia Inawati Wanandi, meraih penghargaan sebagai Dosen Berprestasi Terbaik bidang Sains dan Teknologi 2018. Penganugerahan diberikan langsung oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, dalam acara Anugerah Diktendik Berprestasi 2018 dilaksanakan pada 29 Oktober 2018 di Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penghargaan ini digagas oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI sebagai bentuk apresiasi kepada dosen dan tenaga kependidikan yang telah berdedikasi melaksanakan Tri Darma pendidikan tinggi. Septelia merupakan dosen aktif di Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI.

Dalam ajang penganugerahan Dosen Berprestasi tersebut, Septelia mempresentasikan rangkuman hasil penelitian yang berjudul "Menyibak Tabir Sel Punca Kanker sebagai Target Deteksi dan Terapi Kanker Payudara". Berdasarkan risetnya bersama tim tersebut, Septelia memberikan rekomendasi agar tata laksana terapi sel punca yang sedang marak akhir-akhir ini perlu dipertimbangkan kembali mengingat sel punca dan sekretomnya dapat memicu peningkatan kepuncaan dan keganasan sel punca kanker payudara.

Septelia menuturkan bahwa penyakit kanker merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara, baik negara maju maupun berkembang. Tingginya kasus kanker payudara mendorong perlunya penelitian untuk mencari solusi tentang deteksi dini, pencegahan, pengobatan dan penatalaksanaan yang tepat untuk menekan munculnya kasus baru, mengobati dan mempertahankan kualitas hidup bagi penderita.

"Walaupun terapi kanker payudara telah berkembang pesat, namun angka resistensi terapi dan kekambuhan penyakit masih cukup tinggi," ujar Septelia melalui siaran pers Kamis, 1 November 2018. Menurut Septelia, saat grup penelitian Cancer Stem Cells (CSC) di Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI mulai dibentuk (2010), pemahaman mengenai keberadaan dan peran sel punca kanker masih sangat terbatas terutama di Indonesia.

Menurut Septelia, perlu strategi deteksi dini dan terapi yang ditargetkan pada CSC dan lingkungan mikro tumor. Penelitian ini berhasil menyibak tabir CSC sebagai target deteksi dan terapi kanker payudara. "Saat ini, grup penelitian dari Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI juga tengah mendalami keberadaan dan peran CSC pada kanker lainnya yaitu glioblastoma, kanker kolorektal dan kanker ovarium," ujarnya.

Rektor UI, Muhammad Anis, mengucapkan selamat atas penghargaan membanggakan ini. "Tetap berkarya sebab sivitas akademika UI adalah pendukung dan penopang utama kemajuan UI sebagai institusi pendidikan unggulan di Indonesia," kata dia. UI, Anis mengatakan, terus mendorong sivitas akademikanya untuk senantiasa produktif dalam berkarya, baik itu memberikan pengajaran maupun melakukan penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat maupun terjun langsung melalui program Pengabdian Masyarakat.

"Saya harap penghargaan ini dapat menjadi metode positif dan efektif untuk membangun semangat menghasilkan karya dan prestasi dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi," ujar Anis.

Selain Dosen Berprestasi, dua orang sivitas akademika UI juga meraih penghargaan sebagai Pustakawan Berprestasi Terbaik 2018 atas nama Luluk Tri Wulandari dan Arsiparis Ketiga Terbaik atas nama Krisnasari Dianpratami. Ajang penghargaan Diktendik Berprestasi yang ke-15 tahun 2018 ini merupakan upaya Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti guna membina pendidik dan tenaga kependidikan agar dapat meningkatkan prestasinya.

Simak kabar terbaru dari Universitas Indonesia hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus