Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Ini Alasan Pantang Melihat Gerhana dengan Mata Telanjang

Dampaknya bisa tidak terasa dan sembuh secara alami, sampai pada retina rusak berat dan permanen.

23 Februari 2016 | 22.01 WIB

Persiapan pengamatan gerhana matahari total di Tanjung Kodok, Jawa Timur, 1983.  Dok. TEMPO/Ilham Soenharjo
Perbesar
Persiapan pengamatan gerhana matahari total di Tanjung Kodok, Jawa Timur, 1983. Dok. TEMPO/Ilham Soenharjo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Menatap matahari dengan mata telanjang termasuk saat gerhana parsial ataupun total, berisiko merusak mata para pecinta gerhana. Kerusakan mata saat menatap gerhana secara langsung tanpa alat khusus itu disebut solar eclipse retinopathy. Dampaknya bisa tidak terasa dan sembuh secara alami, sampai pada retina rusak berat dan permanen.

Menjelang peristiwa gerhana matahari parsial dan total di Indonesia pada 9 Maret 2016, dokter Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung, membentuk tim khusus. Tim itu terdiri atas Iwan Sovani, Arief Kartasasmita, Erwin Iskandar, Rova Virgana, dan Ratu Puri Paramita. Mereka mensosialisasikan dampak gerhana matahari bagi mata pengamat dan cara amannya.

"Kacamata hitam tidak aman untuk melihat proses gerhana matahari," kata Direktur Medik Rumah Sakit Mata Cicendo, Iwan Sovani, kepada Tempo di ruang kerjanya, Selasa, 23 Februari 2016. Kacamata hitam komersial yang banyak dijual di pasaran, menurut Iwan, tidak memiliki filter sinar ultraviolet dan infrared yang sesuai.

Gejala solar eclipse retinopathy bisa saja tidak terasa dan tanpa nyeri. Gejala lain seperti penglihatan buram, terdapat skotoma atau bayangan hitam menutupi pandangan, metamorphopsia atau melihat garis lurus menjadi bengkok, atau melihat benda menjadi lebih besar atau kecil. Selain itu terjadi gangguan penglihatan warna, silau, dan sakit kepala.

Gangguan penglihatan pada solar eclipse retinopathy karena sinar matahari seperti ultraviolet dan infra merah dengan intensitas tinggi masuk melalui lubang pupil kemudian difokuskan di retina. Terpaan sinar itu, kata Iwan, dapat meningkatkan suhu retina hingga 10-25 derajat Celcius.

"Peningkatan suhu 4 derajat saja dapat meningkatkan radikal bebas dan kerusakan terhadap sel fotoreseptor di retina," ujar Iwan. Menatap matahari kurang dari satu menit sudah cukup merusak mata. Alat yang aman melihat gerhana matahari yaitu kacamata dengan filter sinar ultraviolet dan infra merah yang mengandung lapisan tipis aluminium, chromium, atau perak.

ANWAR SISWADI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bobby Chandra

Bobby Chandra

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus