Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Integrasi Balai Arkeologi ke BRIN, Proposal Penelitian 2022 Belum Bisa Diajukan

Integrasi Balai Arkeologi ke BRIN juga berdampak pada jurnal ilmiah terakreditasi.

6 Januari 2022 | 17.08 WIB

Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26. Kredit: ANTARA/HO-Humas BRIN
material-symbols:fullscreenPerbesar
Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26. Kredit: ANTARA/HO-Humas BRIN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Per Januari 2022, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional—termasuk 10 Balai Arkeologi di berbagai wilayah—resmi melebur ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sepuluh balai itu adalah Balai Arkeologi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Salah satu peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, menjelaskan bahwa dirinya sudah dilantik menjadi bagian dari BRIN pada 3 Januari. “Karena masih proses integrasi, otomatis peneliti belum bisa mengusulkan atau mengajukan proposal penelitian arkeologi tahun 2022,” ujar dia saat dihubungi, Kamis, 6 Januari 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Hari, dia dan peneliti lainnya masih belum jelas akan dimasukkan ke dalam organisasi riset yang sudah ada di dalam BRIN atau dibuatkan organisasi riset baru. Hal itu disebutnya masih dikaji dan menunggu persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. “Infonya arkeologi akan dibuatkan organisasi riset tersendiri, tapi masih dikaji,” katanya lagi.

Selain itu, arkeolog lulusan Universitas Udayana, Bali, itu juga menyebutkan bahwa integrasi ke BRIN juga berdampak pada jurnal ilmiah terakreditasi. “Karena selama ini Balai Arkeologi dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional memiliki jurnal ilmiah, nasibnya belum jelas nanti akan seperti apa.”

Hari berharap, dengan integrasi ke BRIN, kerja sama penelitian internasional tentang arkeologi tidak terganggu, karena merupakan bagian dari diplomasi budaya dengan negara lain. “Semoga kerja sama internasional semakin banyak lagi, tentu saja tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan yang ada,” tutur Hari.

Integrasi itu menyusul lembaga non-kementerian lain, yaitu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, yang sudah lebih melebur ke BRIN.

Baca:
Balai Arkeologi Melebur ke BRIN, Pegawai Honorer Diberhentikan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.



M. Khory Alfarizi

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus