Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Jet tempur F-15C yang jatuh di Laut Utara di lepas pantai Inggris, Senin 15 Juni 2020, menjadi jet tempur Amerika ketiga yang celaka dalam tiga bulan terakhir. Buat F-15, ini adalah insiden keempat yang mencederai profilnya yang selama ini tergolong superior di udara. Catatan rekornya 104 shutdown untuk pertarungan di udara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tiga jet ini yang pernah rontok ke Bumi adalah karena senjata pertahanan udara di darat. Ini dialami satu milik Arab Saudi yang jatuh oleh rudal antipesawat pada 2018 dan dua F-15E Strike Eagles hilang akibat senjata yang sama dalam Perang Teluk 1991. Sedang sebab insiden Senin lalu belum diketahui.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Boeing mendeklarasikan jet tempur F-15 bikinannya ini, beserta pengembangan yang dilakukannya hingga kini, sebagai kekuatan udara yang tak tertandingi. Sama untuk varian A, B, C, dan D, persenjataannya terdiri dari meriam kaliber 20 mm, rudal AIM-120 (AMRAAM), rudal AIM-9 (Sidewinder), rudal AIM-7 (Sparrow).
Mengisi kekuatan pertahanan udara Amerika Serikat selama puluhan tahun, F-15 Eagle secara keseluruhan memiliki kecepatan hingga 2,5 Mach dan kemampuan manuver yang tinggi hingga ketinggian 70 ribu kaki. Begitu juga dengan daya jelajah, persenjataan, teknologi avionik. Daya manuver dan kecepatannya didapat dari rasio daya dorong mesin terhadap bobot pesawat yang tinggi dan rendahnya muatan sayap.
Muatan sayap yang rendah (rasio bobot pesawat terhadap ujung-ujung sayapnya) adalah faktor penting dalam kemampuan manuver. Dikombinasikan dengan rasio daya dorong mesin terhadap bobot pesawat yang tinggi, memampukan jet tempur itu untuk berbelok tajam tanpa harus kehilangan kecepatan.
Reruntuhan pesawat jet tempur Amerika F-15E fighter yang jatuh di Benghazi. REUTERS/Suhaib Salem
Jet tempur yang celaka di perairan Inggris berasal dari varian C yang merupakan model single seat dan mulai mengabdi di Angkatan Udara Amerika Serikat 1979 lalu. Berbeda dari varian di bawahnya, jenis F-15 C dan D telah memiliki perbaikan Production Eagle Package (PEP 2000), termasuk di dalamnya tambahan kapasitas bahan bakar sebesar 900 kilogram dan peningkatan bobot minimal untuk take-off sampai 30.600 kilogram.
Pembaruan lalu dilakukan lagi pada 1985 lewat peningkatan kemampuan komputer, pembaruan sistem persenjataan rudal yang lebih maju, dan perbaikan kemampuan radar. Hasilnya ditunjukkan dalam performa saat ikut dikerahkan ke Teluk Persia untuk mendukung Operasi Badai Gurun pada 1991 lalu. Jet-jet tempur F-15C terhitung menyumbang 34 dari 37 kesuksesan pertarungan di udara. Sedang F-15E lebih banyak dioperasikan malam untuk memburu pelucur rudal SCUD dan situs artileri di darat.
MILITARY | POPULAR MECHANICS | BOEING