Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tepat pada hari ini, 18 April 1995 ilmuwan terbesar di abad ke-20 meninggal. Dialah sang fisikawan yang mengembangkan teori relativitas khusus dan umum dalam fisika, Albert Einstein.
Selain teori relativitas itu, karyanya dalam teori partikel dan energi membantu memungkinkan mekanika kuantum dan, akhirnya, bom atom. Walau, setelah ia mengetahui penggunaan bom atom di Jepang, Einstein membentuk Komite Darurat Ilmuwan Atom.
Mengutip dari laman History komite ini, dan Einstein menjadi mendukung perlucutan senjata nuklir. Serta mendukung ilmuwan Proyek Manhattan J. Robert Oppenheimer dalam penentangannya terhadap bom hidrogen.
Albert Einstein adalah seorang putra insinyur listrik Yahudi di Ulm, Jerman yang lahir pada 14 Maret 1879. Ayahnya itu bernama Hermann Einstein, penjual bulu dan kemudian menjalankan pabrik elektronika.
Masa kecil Einstein habiskan di Jerman dan Italia dengan belajar matematika dan fisika di Akademi Politeknik Federal di Zurich, Swiss. Disini ia menjadi warga negara Swiss. Hingga pada tahun 1905 dianugerahi gelar Ph.D. Gelar itu didapatnya dari Universitas Zurich data masih bekerja di kantor paten Swiss di Bern. Masa di saat itu, oleh para sejarawan, karier Einstein disebut sebagai annus mirabilis.
Secara arti itu adalah “tahun keajaiban”. Bukan tanpa alasan, Einstein menerbitkan lima makalah teoritis yang punya pengaruh besar terhadap perkembangan fisika modern.
Albert Einstein Meraih Hadiah Nobel
Salah satunya berjudul “Pada Sudut Pandang Heuristik Mengenai Produksi dan Transformasi Cahaya,” dimana ia berteori bahwa cahaya terdiri dari kuanta individu alias foton yang menunjukkan sifat layaknya partikel sementara secara kolektif berperilaku seperti gelombang.
Hipotesis ini menjadi sebuah batu loncatan penting dalam pengembangan teori kuantum yang dicapai melalui pemeriksaan Einstein tentang efek fotolistrik, yakni sebuah fenomena di mana beberapa padatan memancarkan partikel bermuatan listrik ketika terkena cahaya.
Atas karyanya ini, Albert Einstein meraih hadiah nobel pada 1921. Melansir dari laman nobelprize.org, diketahui Einstein baru menerima hadiah Nobelnya satu tahun kemudian. Waktu menerima penghargaan ini, ia terafiliasi dengan Kaiser Wilhelm Institut fur Physik, di Berlin, Jerman.
Tentang teori relativitas umum di awal tadi, ini adalah teori yang menunjukan bahwa gravitasi, dan juga gerak, dapat mempengaruhi ruang dan waktu. Dimana menurut prinsip ekuivalensi Einstein, jika cahaya dibelokkan oleh percepatan, cahaya juga harus dibengkokkan oleh gravitasi.
Teori ini adalah teori gravitasi besar pertama sejak Newton, itu artinya ada lebih dari 250 tahun sebelumnya, dan membuat hasil dan gebrakan liar biasa di seluruh dunia. Membuat London Times memproklamirkan hal ini sebagai “Revolusi dalam Sains” dan Teori Baru Semesta”.
Tak heran bila teori relativitas umum dianggap sebagai karya agung dari Albert Einstein. Saat itu pula, ia mulai berkeliling dunia, menjadi pembicara di depan ribuan orang. Mulai dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, hingga Jepang.
Setelah meraih hadiah nobel, Albert Einstein juga segera mulai membangun teorinya untuk membentuk ilmu kosmologi baru yang menyatakan alam semesta itu dinamis, bukan statis, dan mampu mengembang dan menyusut.
RAHMAT AMIN SIREGAR
Baca: Hari-hari Terakhir Albert Einstein, Sisakan Kontroversi Pengawetan Otaknya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini