Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Kuliah dari Maguwoharjo, Dosen UGM Lulus S2 Harvard dengan Dua Penghargaan

Dosen FH UGM lulus S2 dari Harvard Law School tanpa pernah menginjakkan kaki di kampus Amerika itu. Masa pandemi kuliah dijalankan secara online.

14 Juni 2021 | 18.50 WIB

Dosen FH UGM Muhammad Rifky Wicaksono Foto Humas UGM
Perbesar
Dosen FH UGM Muhammad Rifky Wicaksono Foto Humas UGM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dosen Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Muhammad Rifky Wicaksono lulus dari Harvard Law School dan meraih gelar Master of Laws tanpa pernah sama sekali menginjakkan kakinya di kampus di Amerika tersebut. Ia bahkan bisa lulus dengan mengantongi dua penghargaan sekaligus. Masa pandemi covid-19 memaksa sistem kuliah dijalankan secara online.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Rifky menerima gelar master hukum dari Harvard University.  Pria berusia 28 tahun ini berhasil lulus mengantongi dua penghargaan sekaligus yakni Dean’s Scholar Prize karena mendapatkan nilai tertinggi untuk dua mata kuliah, yaitu Mediation dan International Commercial Arbitration. Selain itu ia juga mendapatkan predikat Honors untuk tesisnya yang merumuskan ‘theory of harm’ baru untuk hukum persaingan usaha Indonesia dalam menganalisis merger di pasar digital.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tahun ini, Rifky, begitu biasa ia disapa, menjadi satu-satunya orang Indonesia yang lulus dari program Master of Laws Harvard Law School yang dikenal sebagai almamater mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

“Alhamdulillah, sangat bersyukur bisa menyelesaikan studi dalam waktu 10 bulan dan wisuda kemarin Mei,” kata Rifky seperti dikutip Tempo dari laman UGM, Senin 14 Juni 2021

Untuk menembus Harvard University tidaklah mudah, begitupun dalam memperoleh beasiswa, terlebih baginya yang sudah pernah S2. Umumnya bantuan beasiswa hanya diberikan bagi mereka yang belum pernah mengambil studi S2.

Sebagai informasi, sebelum menempuh pendidikan S2 di Harvard Universty, Rifky sudah pernah menempuh pendidikan program megister di Oxford melalui seleksi beasiswa Jardine Foundation pada 2016 dan lulus pada 2017.

Uniknya selama menempuh pendidikan di Harvard, Rifky belum pernah menginjakkan kakinya di Universitas bergengsi tersebut.

“Gelarnya dari Harvard, tetapi kuliah dari rumah di Maguwoharjo Sleman,” tuturnya sembari tertawa.

Berdasarkan penuturan Rifky, hal tersebut disebabkan karena selama menjalani perkuliahan S2, ia dihadapi dalam situasi pandemi Covid-19. Kondisi tersebut memaksa sebagian besar kampus di dunia menutup kuliah tatap muka dan diganti secara daring, termasuk Harvard.

Rifky mengaku memiliki tantangan tersendiri melakukan perkuliahan secara daring. Hal terberat yang dirasakannya adalah adanya perbedaan waktu yang cukup besar antara Indonesia dengan Amerika sekitar 11-12 jam. Oleh sebab itu, mau tidak mau ia harus menyesuaikan diri mengikuti waktu perkuliahan di Amerika.

“Misal kalau ada jadwal kuliah pagi jam 10, disini waktunya jam 9 malam dan kalau kuliah sore jam 5 ya disini jam 4 pagi. Ini tantangan yang luar biasa karena harus bergelut dengan perbedaan waktu yang mengubah drastis pola kerja dan tidur,” paparnya.

Selain itu, ia mengatakan beban kuliah di Harvard juga cukup tinggi. Seperti untuk untuk bacaan wajib mahasiswa setiap minggunya sekitar 300-400 halaman. Namun, dengan pengalaman sebelumnya yang diperoleh saat menempuh studi di Oxford dapat membantunya menghadapi kesulitan tersebut.

“Menantangnya kalau sekarang adalah bagaimana menyeimbangkan dengan peran sebagai suami dan ayah, berbeda saat dulu di Oxford masih single,” kata suami dari dokter Intan Aisha Humairah Rizquha dan ayah dari M. Rashid Salahuddin Wicaksono ini 

Ia berpesan kepada generasi muda untuk berani bermimpi dan tidak takut menghadapi kegagalan. Sebab, dari kegagalan justru bisa banyak belajar menjadi lebih baik. Musuh sebenarnya adalah ketakutan atas kegagalan karena ketakutan itu yang membuat kita takut bermimpi.

“Maka beranilah bermimpi, sebab kemajuan bangsa kita bergantung pada orang-orang dengan mimpi besar dan rela jatuh bangun untuk mewujudkan mimpi mereka,” urai Rifky yang sukses kantongi dua gelar S2 Oxford dan Harvard.

WILDA HASANAH

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus