Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

LIPI Temukan 20 Spesies Baru di Enggano

LIPI membawa 20 spesies baru setelah 1 tahun meneliti Pulau
Enggano, 100 kilo meter di sisi barat Pulau Sumatera.

5 November 2015 | 17.13 WIB

Pulau Enggano. TEMPO/Arie Basuki
Perbesar
Pulau Enggano. TEMPO/Arie Basuki

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pulau-pulau terluar Indonesia masih menyimpan banyak kekayaan alam yang belum terungkap. Salah satunya adalah Pulau Enggano, yang terletak 100 kilo meter di sisi barat Pulau Sumatera.


“Kami menemukan banyak spesies yang tak pernah terlihat sebelumnya,” kata Amir Hamidy, Ketua Tim Peneliti Ekspedisi Enggano Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta pada Kamis, 5 Oktober 2015. Total angka yang sudah dipastikan merupakan spesies baru ada sebanyak 20 spesies, sementara yang lain masih berada dalam tahap verifikasi sampel lebih lanjut.


Kategori tumbuhan yang masuk spesies baru adalah sebuah tanaman jahe berwarna merah. Tumbuhan ini memiliki karakteristik bunga yang berbeda dengan jahe biasa, yaitu lebih tinggi dan lancip. Perbedaan bunga sebagai organ reproduksi inilah yang membuat jahe ini masuk kategori spesies baru Zingiberaceae.


Sementara kategori hewan menyumbang sangat banyak. Ada dua spesies katak yang masih belum bernama, namun sudah terbukti baru melalui analisis genetik. Ada pula dua kelelawar, yakni Cynopterus brachyotis dan Hipposideros cervinus. Dari hewan air endemik Enggano, ada seekor ikan yang masuk spesies baru, yakni Stiphodon sp., yang hidup di air tawar. Selain ikan, LIPI juga menemukan dua spesies krustasea baru, yakni udang Macrobrachium bariense dan M. Placidulum.


Menurut Amir, kedua jenis udang ini biasa ditemukan di sebelah timur garis Wallace, atau dari Bali hingga Papua. Namun, Pulau Enggano yang berada di sebelah barat garis ternyata memiliki spesies ini. ”Meski ukurannya lebih kecil. Namun, sudah matang secara kelamin,” kata dia.


Sementara dari keluarga serangga, baru 5 jenis ngengar, 2 jenis capung, dan 4 jenis kupu-kupu yang menambah deretan nama baru. Hal ini menandakan, alam Enggano masih sangatlah bersih dan bekum terjamah tangan manusia.


LIPI tak lupa untuk mendata kekayaan flora dan fauna pulau seluas 4 ribu kilo meter persegi ini. Terungkap, ada 35 jenis burung, 13 jenis mamalia kecil, 3 jenis mamalia besar, 13 jenis reptil, 2 jenis amfibi, 52 jenis ikan, 24 jenis moluska, dan 25 jenis krustasea. Seluruhnya akan disampaikan di hadapan gubernur Bengkulu dan pemerintah daerah pada tanggal 16 mendatang. Hasil temuan ini akan menjadi landasan pemda untuk membangun Enggano.


Dedi Athuri, Deputi Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemasyarakatan mengatakan Enggano memiliki potensi besar untuk menjadi daerah pariwisata. “Masyarakatnya sangat terbuka dengan kehadiran orang asing, dan siap untuk pembangunan. Namun, mereka harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan pembangunan,” kata dia.


URSULA FLORENE

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ursul florene

ursul florene

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus