Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dering Ponsel Pengusir Nyamuk Di kota-kota besar, lazim bagi warganya memiliki telepon seluler (ponsel). Bisa jadi, inilah alat komunikasi utama mereka. Ternyata ponsel pun memiliki fungsi lain. Seperti di Seoul, Korea Selatan, ia menjadi semacam insektisida atau pengusir serangga. Pada malam-malam musim panas di Seoul, tak ada yang lebih buruk daripada gangguan nyamuk. Itulah sebabnya, SK Telecom, operator ponsel besar dan penyedia layanan internet nirkabel di sana, sejak Senin pekan lalu meluncurkan layanan baru, yakni nada dering ponsel. Layanan ini diyakini dapat mengusir nyamuk dalam radius satu meter. Dengan membayar 3.000 won (sekitar Rp 21 ribu), pengguna dapat men-download sebuah nada dering khusus dari situs web SK Telecom. Nada dering ini menggunakan spektrum gelombang suara tertentu yang membuat nyamuk kesakitan mendengarnya tapi tidak dapat dideteksi telinga manusia, yang hanya dapat menangkap gelombang suara berfrekuensi antara 20 hertz dan 20 ribu hertz. Untuk mengusir nyamuk, pengguna dapat memutar dering itu terus-menerus. Tentu saja, ini bisa menghabiskan baterai ponsel. Tapi, menurut SK Telecom, konsumsi tenaganya tak lebih dari 30 persen. Satelit Pencari Harta Karun Kelak, para ahli arkeologi, paleontologi, atau pencari harta karun akan dilengkapi dengan satelit pengindra jauh. Satelit itu memiliki radar gelombang mikro yang mampu menemukan benda arkeologi, bangunan bawah tanah, bahkan kumpulan gua. Setidaknya, teori itu telah dibuktikan oleh Dan Blumberg, peneliti Israel dari Universitas Ben Gurion di Negev. Blumberg dan sejawatnya, Julian Daniels, berhasil menemukan kembali letak potongan-potongan aluminium yang mereka tanam di dalam Gurun Pasir Negev pada kedalaman beragam. Mereka mendapat bantuan radar gelombang mikro yang dikirim dari sebuah pesawat udara yang melintas di atas gurun. Menurut para peneliti itu, kelemahan teknologi ini, hanya efektif untuk daerah kering seperti padang pasir. Di bumi, wilayah seperti ini luasnya hanya 15 persen. Untuk wilayah yang tidak kering, pemindaian radar akan terganggu karena cairan dapat menyerap radiasi. Sejauh ini, kedalaman yang dapat dijangkau oleh radar gelombang mikro baru 40 sentimeter dari permukaan tanah. Blumberg dan Daniels berencana melanjutkan penelitiannya dengan menggunakan spektrum gelombang mikro yang paling panjang untuk meningkatkan jangkauan. Spektrum radar jenis ini kerap disebut pita-P, yang memiliki panjang gelombang 30-100 sentimeter dan berfrekuensi 1-1,3 gigahertz. Bukan tak mungkin, dengan teknologi ini, rute sungai purba yang membentang di bawah Gurun Sahara dapat ditemukan. Atau bungker Saddam Hussein, pipa minyak bawah tanah yang bocor, dan harta karun keluarga Firaun.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo