Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

29 April 2024 | 09.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Astronaut menemukan bakteri di Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station disingkat ISS. Bakteri tersebut telah bermutasi dengan cepat dan berpotensi mengancam hidup manusia di antariksa. Sejauh ini, para ahli menemukan lima hingga 13 jenis bakteri ini di ISS sejak 2018.

Membayangkan wahana antariksa internasional itu mungkin bisa didekati seperti gambaran di banyak film fiksi ilmiah, meski tidak sampai 100 persen. Namun tahukah pada 13 tahun lalu, tepatnya 28 April 2001, seorang Dennis Tito menjadi turis luar angkasa pertama dunia. Dia ikut terbang ke antariksa dengan roket Soyuz TM-32 bersama 2 kosmonot Rusia mengunjungi ISS. Pakar fisika dalam bidang rekayasa antariksa itu harus membayar perjalanan ke orbit bumi senilai US $ 20 juta.

Stasiun Luar Angkasa Internasional alias ISS

Dilansir dari Nasa.gov, Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat ruang angkasa yang mengorbit mengelilingi bumi. Tujuan dibuatnya ISS adalah sebagai rumah untuk para astronot tinggal. Logistik, pasokan dan pertukaran awak ISS disediakan sejumlah kendaraan, seperti Space Shuttle, Russian Progress dan Soyuz, H-II Transfer Vehicle (HTV) Jepang, European Automated Transfer Vehicle (ATV) dan kendaraan komersial Dragon, Cygnus dan Starliner.

ISS mengorbit mengitari bumi dengan ketinggian rata-rata sekitar 250 mil dan melaju dengan kecepatan 17.500 mph. Atau dalam satuan menit sekitar setiap 90 menit. National Aeronautics and Space Administration (NASA) memakai ISS untuk mempelajari lebih dalam mengenai hidup dan bekerja di luar angkasa.

Pembuatan ISS dicetus Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan pada 1984. Dikutip dari Britannica, proyek ini awalnya disebut Freedom namun lama tertunda karena masalah pendanaan dan teknis. Akhirnya, pada 1990-an Amerika Serikat diwakili Nasa bekerja sama dengan Badan Antariksa Federal Rusia, Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang, Badan Antariksa Kanada, dan Badan Antariksa Eropa sepakat membangun stasiun luar angkasa.

Menariknya stasiun ini dibuat langsung oleh para astronot di luar angkasa langsung menjadi beberapa bagian. Masih menukil dari Nasa.gov, setiap bagian dari ISS diluncurkan dan dirakit di luar angkasa, menggunakan sistem robotika yang kompleks dan manusia dalam pakaian antariksa yang menghubungkan saluran fluida dan kabel listrik.

Perakitan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dimulai pada 20 November 1998. Saat itu, Sebuah roket Rusia meluncurkan modul kontrol Zarya Rusia. Dilanjut dengan pesawat ulang-alik Endeavour yang membawa simpul Unity Amerika Serikat (AS) dua minggu setelahnya. Alhasil, mereka menyelesaikan stasiun ini pada tahun 2011.

Kendati demikian, awak pertama ISS tiba pada 2 November 2000. Setelahnya, ISS mulai beroperasi penuh pada Mei 2009. Kala itu, ISS menampung enam orang awak terdiri dari tiga orang Rusia, dua orang Amerika, dan satu astronot dari Jepang, Kanada, atau ESA.

ISS memiliki volume bertekanan sekitar 900 meter per kubik dan massa lebih dari 400.000 kilogram atau 900.000 lbs. Jumlah sebenarnya bervariasi karena kendaraan pasokan logistik datang dan pergi secara sering dan teratur. Susunan surya ISS seluas 2.247 persegi dan dapat menghasilkan 735.000 kW-jam tenaga listrik per tahun. Struktur ISS berukuran 109 meter atau 358 kaki.

Lebih lanjut, ISS memiliki lima kamar tidur atau dua pesawat jet Boeing 747. Dengan ruang sebesar itu dapat menampung enam orang awak astronot dan kosmonot. ISS memiliki ukuran seperti area lapangan sepak bola termasuk zona akhir, sudah termasuk modul laboratorium dari Amerika Serikat, Rusia, Jepang dan Eropa. Maka dari itu, beratnya pun diketahui hingga satu juta pound.

Selain menjadi sebuah pusat laboratorium tempat astronot melakukan penelitian ilmiah, stasiun luar angkasa juga memiliki banyak bagian lain. Modul Rusia pertama berisi sistem dasar yang diperlukan untuk berfungsinya stasiun luar angkasa tersebut.

Mereka juga menyediakan tempat tinggal bagi para kru. Modul yang disebut "node" yang menghubungkan beberapa bagian stasiun satu sama lain. Susunan surya memanjang di sepanjang sisi stasiun ruang angkasa. Array ini mengumpulkan energi dari matahari untuk menyalakannya. Array terhubung ke stasiun dengan sebuah truss panjang. Truss memiliki radiator yang mengatur suhu stasiun ruang angkasa.

Sebuah lengan robot juga dipasang di luar stasiun luar angkasa. Lengan robot membantu membangun stasiun luar angkasa. Ketika seorang astronot melakukan perjalanan di luar angkasa, lengannya juga dapat menggerakkan astronot.

Modul lain melakukan eksperimen ilmiah. astronot atau kosmonot dapat bergerak ke luar angkasa melalui airlock yang terbuka ke luar. Port docking memungkinkan pesawat ruang angkasa lain untuk terhubung ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Awak kapal dan pengunjung baru tiba melalui pelabuhan.

Sejak berdiri ISS menjadi tempat 3000 eksperimen dari 108 negara. Sekitar 250 orang dari 19 negara di dunia telah terbang ke ISS. Sekitar 500 eksperimen luar angkasa berasal dari program pemanfaatan Badan Antariksa Eropa (ESA). ISS dikabarkan akan terus menjadi laboratorium dan pos terdepan di orbit hingga 2030, dikutip dari Dlr.de.

BRITANNICA | NASA | DLR.DE

Pilihan editor: Dituduh AS Rusia Bantah Kembangkan Senjata Nuklir di Luar Angkasa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus