Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INGGRIS sedang serius menurunkan emisi karbon di langitnya. Awal bulan ini mereka menerbitkan aturan untuk memberi rating atau peringkat untuk setiap rumah yang dijual. Peringkat itu didasarkan pada efisiensi penggunaan energi pada rumah yang akan dijual. Misalnya, bila rumah memakai alat pemanas air dengan matahari dan tak boros listrik, rumah itu mendapat peringkat bintang empat.
”Kalau kita bisa memberi peringkat ramah lingkungan untuk mesin cuci, kulkas, mengapa kita tak memberi peringkat pada rumah?” kata Yvette Cooper, Menteri Perumahan Inggris, seperti ditulis BBC. Dengan informasi ini, Cooper berharap masyarakat berlomba-lomba meningkatkan efisiensi penggunaan energi di rumahnya.
Di Inggris, rumah adalah salah satu penyumbang emisi karbon yang besar. Persentasenya mencapai 15 persen. Meskipun angka itu lebih kecil ketimbang emisi yang dihasilkan transportasi dan industri, tetap saja pemerintah setempat berharap polusi udara di negeri itu bisa diturunkan.
Kesadaran penduduk akan pentingnya mengurangi emisi dan menghemat energi di kerajaan itu kini mulai tumbuh. Di toko-toko elektronik mulai dijual alat bernama Electrisave, yang bisa menghitung berapa daya listrik yang digunakan, berapa emisi karbon yang dihasilkan untuk penggunaan listrik sebanyak itu, dan berapa biayanya. Dengan alat itu, Martin, salah satu warga Kota Fulcrum, kini punya kebiasaan baru setiap Senin pagi: mengecek konsumsi listrik seluruh rumahnya. ”Ini harus dilakukan. Kalau tidak, Kota Fulcrum pada 2050 akan diselimuti efek rumah kaca,” ujarnya.
Menembak dalam Gelap
Pilot pesawat tempur dan satelit mata-mata telah lama punya teknologi yang bisa melihat dalam kegelapan malam. Mereka menggunakan teknologi inframerah dan sensor panas untuk mendeteksi musuh. Kini, teknologi serupa bisa dipakai polisi. Reliapon, produsen senjata untuk polisi, telah menciptakan kamera XT-II ThermalCam. Kamera ini bisa melihat dalam kegelapan sejauh 910 meter atau hampir 1 kilometer.
”Kamera digital ini mirip kamera biasa yang bisa menyimpan hingga 350 gambar,” kata Vincent Zucchero, Presiden Direktur Reliapon. Bedanya, ”Kamera ini bisa melihat obyek dalam gelap lebih jauh dari kamera inframerah lainnya.’’
Reliapon juga menambahkan laser, yang bisa mengukur jarak obyek yang dilihat dengan akurat. Bahkan, Zucchero mengklaim kameranya ini bisa mendeteksi ada-tidaknya bom dalam rompi yang dipakai teroris atau penjahat. Alat ini cocok untuk operasi penyelamatan, atau perburuan penjahat.
Proyektor Terkecil di Dunia
KECIL itu indah. Sony percaya semboyan itu. Mereka telah mengembangkan proyektor terkecil di dunia. Ukurannya hanya 410 cc, atau lebarnya sama dengan dua kartu nama atau tak lebih panjang dari sebuah pulpen.
Dengan menggunakan 14 lampu LED (light emitting diode), proyektor ini bisa menghasilkan gambar dengan kualitas 800 x 600 piksel atau setara dengan layar laptop. Pancaran sinarnya bisa selebar 20 inci. Konsumsi listriknya juga enteng, cuma 20 sampai 30 watt.
Ada dua inovasi yang dilahirkan dalam proyektor segenggaman tangan ini. Pertama, proyektor ini memiliki tiga ”mesin transmisi” yang memancarkan sinar untuk membentuk gambar. Kedua, cahayanya bersumber dari LED. Total ada empat LED merah, empat LED biru, dan enam LED hijau. Sayangnya, Sony belum mengumumkan kapan proyektor ini mulai dipasarkan. Andai sudah dipasarkan, tentu menyenangkan menenteng proyektor ini untuk ketemu klien atau sekadar menonton bola bareng bersama tetangga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo