Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banyaknya nyamuk di rumah membuat Andy Suryansah geram. Apalagi di tengah cuaca panas seperti sekarang, tidur menjadi tidak nyenyak, terjaga, juga resah. Serangga kecil pengisap darah itu seperti tak punya rasa takut setiap saat datang menyerbunya. Sempat tebersit menggunakan racun serangga, tapi segera ia buang jauh pikiran itu, karena sama saja dengan meracuni diri sendiri. Lulusan Teknik Komputer Politeknik Elektronika Surabaya itu lantas putar otak membuat alat yang aman dan melindunginya dari serangan pasukan nyamuk.
Awalnya mantan kru tim robot pintar Pens Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya itu mencoba mengulik alat pengusir nyamuk yang biasa dijual di pasar. Ia membuat rangkaian komponen dan pelantang suara yang menghasilkan suara dengan frekuensi tertentu yang bisa membuat nyamuk takut. Hasilnya, alat itu memang berhasil membuat area radius beberapa meter bebas nyamuk. Namun area di luar itu justru kebanjiran nyamuk, karena nyamuk sekadar pindah. "Kalau mengusir nyamuk bukan solusi, bagaimana kalau nyamuk dipanggil saja untuk dibasmi?" ujar Andy.
Dari sejumlah literatur, Andy tahu bahwa nyamuk betina yang gemar mengisap darah. Sedangkan nyamuk jantan biasa menarik kedatangan nyamuk betina untuk kawin dengan bunyi yang dihasilkan getaran sayap. Karena itu, ia merancang perangkap nyamuk yang bisa meniru panggilan asmara nyamuk jantan.
Setelah enam bulan bereksperimen, Andy berhasil membuat Falle, nama perangkap nyamuk buatannya, yang dalam bahasa Jerman berarti perangkap. "Biaya percobaannya sekitar Rp 50 juta," katanya. Pengeluaran terbesar untuk membeli komponen, membuat purwarupa, dan ongkos transportasi.
Falle berbentuk kotak seukuran setengah kotak sepatu. Bagian dalam berisi komponen, yakni mesin utama berupa rangkaian elektronik penghasil suara, dan sebuah pengeras suara kecil ukuran ¼ inci. Komponen ini yang memancarkan bunyi berfrekuensi 20 hertz sampai 20 kilohertz, dengan intensitas suara 40 desibel. Frekuensi itu sesuai dengan yang dihasilkan oleh getaran sayap nyamuk jantan tatkala memanggil pasangannya. "Bunyi frekuensinya berdenging seperti sayap nyamuk yang dekat kuping kita," ujar Andy.
Supaya lebih manjur, Andy melengkapi perangkapnya dengan lampu ultraviolet (UV) jenis A. Lampu ungu tua itu jamak dipakai untuk memeriksa keaslian uang kertas. Lampu ini memancarkan panas setara dengan suhu normal tubuh manusia. "Jadi nyamuk akan mengira sasarannya adalah manusia," kata lajang berkacamata itu.
Bagian luar berupa kotak kayu yang dilengkapi kawat kasa dua lapis. Kawat kasa terluar tidak dialiri setrum, berfungsi sebagai pelindung agar pengguna tidak tersengat listrik. Sedangkan lapisan berikutnya dialiri listrik 15 watt dari sebuah trafo yang mengubah tegangan AC (arus dua arah) ke DC (arus searah).
Cara kerjanya sangat sederhana. Pengeras suara Falle mengeluarkan bunyi yang identik dengan "panggilan sayang" nyamuk jantan. Pada saat bersamaan, lampu UV akan memancarkan panas yang identik dengan suhu tubuh manusia. Nyamuk betina yang terpancing dan masuk ke Falle akan tersengat listrik hingga mati.
Satu perangkat Falle mampu membasmi dan menangkal serangan nyamuk dalam ruangan 4 x 4 meter. Bila ruangan lebih besar, dibutuhkan lebih dari satu perangkap. Andy sudah mulai memproduksi Falle secara massal dan memasarkannya. Harganya Rp 300-500 ribu, tergantung kualitas kayu yang digunakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo