Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Riset terbaru hasil kolaborasi dari Kaspersky Lab dan University of Oxford mengungkap otak manusia akan menjadi target serangan hacker. Dalam beberapa dekade ke depan, otak manusia akan dipasang implan memori dan akan menjadi target serangan siber selanjutnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berdasarkan keterangan tertulis, Selasa, 6 November 2018, para peneliti menemukan sejumlah skenario risiko yang ada dan berpotensi dapat dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan siber, termasuk:
1. Kerentanan Infrastruktur
Para peneliti menemukan satu kerentanan serius dan beberapa kesalahan konfigurasi yang mengkhawatirkan dalam platform manajemen online. Platform tersebut cukup populer di kalangan tim bedah dan dapat menyebabkan pelaku kejahatan siber menyerang data sensitif dan prosedur perawatan.
Ketidakamanan dalam transfer data yang tidak terenkripsi antara implan, perangkat lunak pemrograman, dan seluruh jaringan terkait dapat menimbulkan gangguan berbahaya baik pada pasien, atau bahkan seluruh kelompok implan yang terhubung ke infrastruktur yang sama. Manipulasi dapat menyebabkan perubahan pengaturan yang menyebabkan rasa sakit, kelumpuhan atau pencurian data pribadi dan rahasia.
Kendala desain sebagai keselamatan pasien lebih diutamakan dari pada keamanan. Sebagai contoh, implan medikal perlu dikendalikan oleh dokter dalam situasi darurat, termasuk ketika seorang pasien dilarikan ke rumah sakit yang jauh dari rumah mereka. Ini menghalangi penggunaan kata sandi apa pun yang tidak banyak diketahui oleh kalangan dokter. Lebih lanjut, hal itu menunjukkan bahwa secara default, implan tersebut harus dilengkapi dengan 'backdoor' perangkat lunak.
2. Perilaku Tak Aman Staf Medis
Mengatasi area rentan ini adalah kuncinya. Karena para peneliti memperkirakan bahwa selama beberapa dekade mendatang, akan lebih banyak neurostimulator canggih dengan pemahaman lebih mendalam tentang bagaimana otak manusia membentuk dan menyimpan ingatan.
Neurostimulator atau mengeksplorasi kerentanan perangkat yang ditanamkan untuk stimulasi otak juga akan kemungkinan akan mempercepat pengembangan dan penggunaan teknologi serta menciptakan peluang baru bagi para pelaku kejahatan siber. Dalam lima tahun ke depan, para ilmuwan berharap dapat merekam sinyal otak secara elektronik dalam membangun dan meningkatkan ingatan, atau bahkan menulis ulang sebelum mengembalikannya ke otak.
Satu dekade dari sekarang, akan mulai muncul implan peningkatan memori secara komersial pertama di pasar, dan 20 tahun mendatang, teknologi akan cukup mumpuni untuk memiliki kontrol besar atas ingatan. Ancaman baru yang dihasilkan dari segala kemungkinan itu dapat mencakup manipulasi massal kelompok melalui ingatan yang ditanamkan, atau penghapusan memori mengenai peristiwa atau konflik politik. Sementara ancaman siber repurposed dapat dijadikan target sebagai peluang baru untuk cyberpostageage atau pencurian, penghapusan atau ‘penguncian’ memori.
Simak artikel menarik lainnya seputar cara hacker menyerang hanya di kanal Tekno Tempo.co.