Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Senior di Southeast Asian Food and Agriculture and Technoloogy (Seafast) Center IPB University Ratih Dewanti Hariyadi menyebut bahwa 10 dari 34 provinsi yang ada di Indonesia masih memiliki indeks kualitas air yang buruk karena berbagai kontaminasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tidak hanya itu, ia menyampaikan data bahwa 7 dari 10 rumah tangga mengkonsumsi air dari infrastruktur yang terkontaminasi oleh bakteri E. coli, dan hanya 11.9 persen rumah tangga yang memiliki akses air yang aman dikonsumsi.
Hal tersebut ia sampaikan dalam Webinar Safe and Sustainable Water for Quality Life kerjasama antara Seafast Center IPB University bekerja sama dengan PT Tirta Investama (Aqua Danone) pada Senin, 14 Februari 2022.
Dalam paparannya, Ratih Dewanti menyampaikan terkait standar untuk memandu produksi air minum yang aman secara mikrobiologis. Hal itu dilakukan untuk mengurangi risiko wabah penyakit yang ditularkan melalui air. Ia juga memaparkan terkait petunjuk Microbiological Criteria untuk berbagai air kemasan.
Sementara itu, Ratih Anggraeni Head of Climate & Water Stewardship Danone Indonesia mengungkapkan pentingnya menjaga keberlanjutan air yang aman untuk kualitas hidup. Dalam kesempatan ini Ratih mengungkap data Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Air.
"Data itu menunjukkan adanya ketidakmerataan ketersediaan air di seluruh Indonesia. Satu contoh Pulau Jawa memiliki ketersediaan air hanya 5,9 persen untuk mencukupi populasi 56.5 persen,” ujar Ratih Anggraeni.
Selain itu, Ratih Anggraeni mengatakan dari sejumlah fakta yang pernah diungkap media massa, ada prediksi defisit air yang terjadi di semua wilayah Indonesia pada 2040 karena pencemaran. Dan 70 persen air minum yang dikonsumsi rumah tangga terkontaminasi oleh tinja.
Dari permasalahan tersebut Ratih Anggraeni mengungkapkan bahwa Danone berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan air untuk kualitas hidup. Tidak hanya untuk bisnis, juga untuk melindungi sumber air, menyediakan air dan sanitasi yang bersih serta aman bagi masyarakat.
Hardinsyah, Peneliti Senior IPB University yang juga merupakan Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia mengungkapkan peran penting air pada kehidupan manusia. Ia menyampaikan bahwa air paling banyak dibutuhkan tubuh. “Kebutuhan air terkandung dalam tubuh 50-70 persen berat badan. Air juga dapat mencegah dahaga, sebagai pengatur suhu tubuh, pembentuk sel dan cairan tubuh dan sebagai pelarut,” terangnya.
Baca juga:
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.