Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Meninggalnya pasien obesitas Ny. S pasca operasi tidak menghentikan sementara pelayanan bedah bariatrik di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Baca: Pasien Obesitas Wafat, RS Hasan Sadikin Tepis Dugaan Malpraktik
Baca: Tim Dokter RSHS Belum Tahu Penyebab Kematian Pasien Obesitas
Baca: Pasien Obesitas Meninggal, Dokter RS Hasan Sadikin Kaget
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pasti efeknya itu membuat orang jadi khawatir, tapi ya insya Allah pasien-pasien berikutnya kan masih antre nih yang mau operasi,” kata Reno Rudiman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter bedah digestif yang melakukan operasi bariatrik di RSHS Bandung itu mengatakan, tercatat ada tiga orang pasien obesitas yang ingin dibedah. “Dua orang sedang dipersiapkan. Satu orang juga sedang akan berangkat dari Lampung mau ke sini,” ujarnya kepada Tempo di RSHS Bandung, Senin, 4 Maret 2019.
Pasien obesitas itu ada yang berbobot 150 kilogram. Kondisinya seperti Ny. S asal Karawang yang berbobot sekitar 148 kilogram ketika datang ke RSHS Bandung. “Sama seperti Ny. S sudah nggak bisa bangkit dari tempat tidur,” kata Reno.
Pasien perempuan itu asal Lampung. Pihak keluarganya mengaku tahu dari media bahwa RSHS bisa melakukan bedah bariatrik. Keluarga pasien sudah berkonsultasi dengan dokter dan pasien akan dibawa ke Bandung. Seorang lainnya pasien obesitas lelaki asal Jakarta berbobot 120 kilogram.
Bedah bariatrik merupakan cara terakhir setelah pasien obesitas gagal menurunkan berat badannya lewat diet dan olahraga. Operasinya berupa pengecilan lambung hingga sepertiga dan membuang sensor lapar. Tujuannya agar bobot pasien obesitas bisa menyusut drastis secara bertahap.
Sebelumnya diberitakan, pasien obesitas Ny.S meninggal dunia, Sabtu 2 Maret 2019 atau sehari setelah dipulangkan dari RSHS Bandung pasca bedah bariatrik 18 Februari lalu. Sebab kematiannya masih misterius. Menurut RSHS berdasarkan keterangan suami, pasien sempat mengalami sesak napas lalu meninggal.
Menurut Reno, sangat penting bagi pihak keluarga untuk sungguh-sungguh mengikuti arahan petugas medis. “Pasien obesitas itu kan banyak sekali hambatannya, gerak, napas susah,” katanya. Perlu tim pendukung dari keluarga untuk membantu pasien melewati masa kritis.
Selama di ruangan perawatan, kata Reno, tim dokter memberi edukasi bagi keluarga juga mengajarkan bagaimana cara membantu pasien. Sebelum operasi keluarga pun diberi gambaran bagaimana cara membantu pasien obesitas setelah operasi.