Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bengkulu Selatan - Seorang pelajar SMA dari Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, berhasil mengembangkan es krim berbahan biji pare yang dipercaya bisa menghambat virus HIV / AIDS.
Baca:
Papua Temukan 2.003 Kasus Baru HIV - AIDS
Pentingnya Pendampingan Psikososial untuk Ibu dengan HIV/AIDS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pencipta es krim biji pare ini ialah Aqshal Dwi Raldo, siswa kelas XII jurusan IPA dari SMAN 2 Bengkulu Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, dalam acara tahunan internasional Innovation and Technology Exhibition (ITEX) 2018 di Malaysia pada Mei lalu, Aqshal juga berhasil meraih medali emas dengan nama produk spray antinyamuk penangkal demam berdarah.
"Saya mencampurkan bubuk biji pare sebagai salah satu bahan pembuat es krim. Kandungan zat berupa alpha-momorchorin, beta-momorchorin, dan MAP 30 yang terdapat pada biji pare bermanfaat sebagai anti-HIV / AIDS," ujarnya, Rabu, 5 September 2018.
Menurut dia, dalam dunia kesehatan, human immunodeficiency virus (HIV) menyerang sistem kekebalan dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Sedangkan acquired immune deficiency syndrome (AIDS) merupakan stadium akhir dari HIV yang menyebabkan tubuh kehilangan imunitas sepenuhnya.
Infeksi virus HIV / AIDS memiliki hubungan yang erat terhadap menurunnya sel CD4, karena virus menghancurkan sel tersebut. Akibatnya, fungsi limfosit menjadi lumpuh dan tidak dapat bekerja sebagai jembatan reaksi imunologis, sehingga menyebabkan daya tubuh menurun.
"Sel CD4 merupakan bagian sel darah putih yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh manusia, sedangkan CD8 berperan dalam imunitas sel. Zat yang ada dalam biji pare berfungsi meningkatkan pertumbuhan sel CD4 dan menormalkan rasio imunitas sel CD8 pada tubuh manusia, sehingga dapat menghambat perkembangan HIV / AIDS," kata Aqshal.
Aqshal menambahkan, ilmuwan Amerika Serikat dan Thailand sendiri telah membuat kapsul berisi bubuk biji pare serta mengembangkan terapi pare dengan metode klinis untuk orang dengan HIV / AIDS atau ODHA.
Sedangkan dirinya mengemas biji pare menjadi es krim dengan pertimbangan ODHA cenderung enggan mengkonsumsi obat dan menjalani terapi. Melalui es krim dengan cita rasa manis ini, mereka justru merasa seperti tidak sedang mengkonsumsi obat.
Es krim yang diberi nama AHA (anti-HIV / AIDS) itu dijual seharga Rp 4.000 per kemasan. Es krim tersebut dibuatnya melalui proses sederhana, dengan bahan-bahan yang dibutuhkan berupa bubuk biji pare, tepung maizena, susu bubuk, krim kental manis, gula, dan putih telur.
Guru pembimbing Kelompok Ilmiah Remaja SMA Negeri 2 Bengkulu Selatan, Gusniarti, mengatakan es krim yang dikembangkan oleh muridnya itu terinspirasi dari hasil penelitian Prof Lee Huang asal Universitas New York yang ditulis tahun 1995.
"Penelitian ilmiah itu menemukan khasiat tanaman pare ternyata mampu menekan penyebaran HIV / AIDS. Aqshal lantas mengembangkannya menjadi es krim supaya mudah dikonsumsi," ujarnya.