Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Pola Tidur Orang Primitif Ini Ubah Persepsi Tidur Cukup

Tidur cukup 8 jam ternyata hanya mitos. Waktu tidur alami
manusia ternyat akurang dari durasi tersebut.

16 Oktober 2015 | 23.02 WIB

Seorang pria tertidur pulas saat jam pulang kantor di emperan stasiun di Jepang. Kecanduan alkohol atau budaya minum sake juga menjadi penyebab para pria di Jepang tanpa malu tidur di sembarang tempat.  izismile.com
Perbesar
Seorang pria tertidur pulas saat jam pulang kantor di emperan stasiun di Jepang. Kecanduan alkohol atau budaya minum sake juga menjadi penyebab para pria di Jepang tanpa malu tidur di sembarang tempat. izismile.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, WASHINGTON - Selama ini, masyarakat dunia mengenal waktu tidur yang cukup adalah selama 8 jam. Namun, penelitian waktu tidur suku primitif di Afrika mengubah persepsi ini.


Baru-baru ini para peneliti mengamati pola tidur 94 anggota suku primitif selama 1.165 hari. Ternyata, orang-orang dari suku Tsimane di Bolivia, Hadza di Tanzania, dan San di Namibia ini rata-rata tidur hanya selama 6 jam 25 menit. Durasi ini tak jauh berbeda dengan rata-rata masyarakat industri umum.


"Waktu tidur yang pendek di populasi ini mengguncang kepercayaan waktu tidur yang berkurang di dunia modern," kata psikiatris dari University of California, Los Angeles seperti dilansir dari Science Recorder pada 15 Oktober waktu setempat.


Para anggota suku ini dipasangi gelang elektronik yang mencatat waktu tidur dan bangun mereka. Selain itu, antropolog University of New Mexico, Gandhi Yetish, juga rutin mengunjungi mereka. Ia akan melakukan wawancara 10 menit tentang masalah tidur mereka.


Ia mencatat, suku ini tak langsung tidur saat matahari terbenam. Mereka rata-rata masih bangun selama 3 jam setelah malam turun, dan bangun sebelum matahari terbit. Orang-orang ini pun jarang tidur siang. Yetish mencatat, waktu tidur mereka sedikit lebih panjang saat musim dingin tiba, yaitu sekitar 7 jam.


Selama ini, banyak ilmuwan yang mengklaim kalau 8 jam adalah waktu tidur ideal bagi manusia. Namun, masyarakat perkotaan memiliki rata-rata tidur lebih pendek, karena pengaruh barang elektronik di sekeliling mereka. Internet dan gawai juga disebut sebagai penyebab insomnia.



Namun, tiga suku primitif ini sama sekali tak tersentuh teknologi. Mereka adalah populasi pemburu dan petani, yang sama sekali belum mengenal teknologi modern. Secara tak langsung, temuan ini membuat teori di atas hanya sekedar mitos.


"Hal ini sangat penting, karena bisa mengurangi tekanan ke masyarakat modern untuk minum obat tidur, supaya bisa memenuhi standar tidur cukup," kata Siegel.


SCIENCE RECORDER | REUTERS | URSULA FLORENE

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ursul florene

ursul florene

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus