Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Sindir Tugas Harus Tulis Tangan Pakai Meme, Mahasiswi UNS Ditegur

Mahasiswi Fakultas Pertanian UNS dipanggil dekanat karena membuat meme yang mengkritisi kegarusan mengumpulkan laporan dengan tulis tangan.

21 November 2019 | 18.47 WIB

Tangkapan layar status di Whatsapp milik mahasiswi UNS, Galuh Fadwa beredar di media sosial. Mahasiswi itu dipanggil pihak kampus lantaran mengkritik tugas kuliah yang masih harus ditulis tangan, Kamis, 21 November 2019. (Tempo/Achmad Rafiq)
Perbesar
Tangkapan layar status di Whatsapp milik mahasiswi UNS, Galuh Fadwa beredar di media sosial. Mahasiswi itu dipanggil pihak kampus lantaran mengkritik tugas kuliah yang masih harus ditulis tangan, Kamis, 21 November 2019. (Tempo/Achmad Rafiq)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Solo - Seorang mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Galuh Fadwa dipanggil pihak dekanat lantaran membuat meme yang diposting sebagai status di akun Whatsapp. Dalam postingan itu, dia mengkritik tugas laporan praktikum (laprak) yang harus dikerjakan dengan tulis tangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Meme serta surat pemanggilan dari dekanat tersebut beredar di media sosial. "Memang benar kami memanggil yang bersangkutan untuk klarifikasi," kata Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Pertanian UNS, Agung Wibowo, Kamis, 21 November 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam meme bergambar adegan dalam film Joker tersebut, Galuh menyebut bahwa saat ini dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0, termasuk Indonesia. "Mahasiswa yang laprak masih disuruh tulis tangan. Namanya juga FP (Fakultas Primitive). Agaknya tidak mengenal 4.0," tulisnya sambil memberikan emoji bergambar dinosaurus.

Menurut Agung, persoalan tugas kuliah tidak selayaknya diumbar ke ranah publik. Hal itu membuat dekanat memilih untuk memanggil mahasiswinya itu. "Karena dia membuat statusnya tertulis, maka kami juga membuat panggilan tertulis," katanya.

Dia mengakui, beberapa dosen di kampus tersebut memang masih mewajibkan mahasiswanya untuk membuat laporan praktikum dengan ketik manual maupun tulis tangan. "Yang namanya praktikum itu tidak semua bisa diketik, ada yang tulis tangan. Sampai era revolusi industri 5.0 juga akan seperti itu," katanya.

Meski demikian, dia menyebut belum memikirkan sanksi yang akan diberikan kepada mahasiswinya itu. "Kami kan baru mau klarifikasi, jadi belum berpikir sanksi," katanya.

Dalam surat pemanggilan itu, Galuh diminta menghadap dekanat pada Kamis siang 21 November 2019. Hanya saja, yang bersangkutan belum bisa memenuhi panggilan tersebut.

"Saya masih berada di Jakarta," kata Galuh saat dikonfirmasi. Dia berjanji akan memenuhi panggilan tersebut pada Senin pekan depan. Galuh juga belum bersedia berkomentar banyak mengenai status unggahannya itu.

Terpisah, Dekan Fakultas Pertanian UNS, Samanhudi juga mengakui bahwa beberapa dosen masih memberikan tugas laporan praktikum yang harus dikerjakan dalam bentuk tulisan tangan. "Sebenarnya masksudnya baik, agar mahasiswa tidak copy-paste," katanya.

Meski demikian, dia menyebut bahwa kritik dari mahasiswinya itu akan menjadi sebuah masukan bagi kampusnya, terutama dalam pemanfaatan perkembangan teknologi. "Misalnya dengan menggunakan teknologi yang bisa mendeteksi copy-paste, sehingga laporan bisa dikumpulkan dalam bentuk soft file," kata Dekan Fakultas Pertanian UNS, Samanhudi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus