Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah ekskavasi menemukan situs pemukiman dari masa Neolitik berumur 9 ribu tahun di luar Kota Yerusalem. Sayangnya, situs penting ini akan digusur pembangunan jalan baru, demikian laman Live Science mengabarkan, Rabu, 17 Juli 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badan otoritas arkeologi Israel menyebutkan, hasil penelitian menemukan situs yang dihuni di akhir Zaman Batu itu, sudah menerapkan teknologi canggih. Mereka kemungkinan adalah petani yang telah menyimpan benih - termasuk lentil, buncis dan kacang-kacangan - di sebuah lumbung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang-orang kuno ini juga memelihara kambing, seperti yang ditunjukkan oleh sisa-sisa hewan di situs, dan mereka berdagang dengan wilayah tetangga, yang sekarang disebut Turki, Yordania, dan daerah di sekitar Laut Merah.
"Ini adalah pertama kalinya pemukiman skala besar dari periode Neolitik - 9.000 tahun yang lalu - ditemukan di Israel," kata Hamoudi Khalaily, arkeolog dari Otoritas Purbakala Israel. "Setidaknya 2.000 hingga 3.000 orang tinggal di sini."
Para arkeolog sebenarnya sudah mengetahui situs Motza ini sejak lama. Namun, sekarang setelah pemerintah berencana untuk membangun jalan raya baru di sana, Otoritas Purbakala Israel mengirim tim untuk melakukan penggalian penuh atas pemukiman Neolitik, kata Direktur Otoritas Purbakala Israel Vardi kepada Live Science.
Upaya ini menjadi penggalian terbesar situs Neolitik di negara itu, katanya.
Selama Neolitikum, kelompok pemburu-pengumpul mulai bertani dan membuat pemukiman permanen. Jadi, tidak mengherankan ketika mereka menemukan gedung-gedung besar dengan kamar-kamar, fasilitas umum dan tempat untuk ritual.
Gang-gang berada di antara gedung-gedung, menunjukkan bahwa pemukiman memiliki tata letak yang canggih. Beberapa bangunan bahkan memiliki lantai plester.
Tim juga menemukan penguburan di bawah dan di sekitar rumah. Beberapa makam juga memiliki barang bekal kubur. Beberapa bekal kubur berasal dari tempat lain termasuk manik-manik obsidian dari Anatolia (Turki modern) dan kerang dari Laut Mediterania dan Laut Merah, yang menunjukkan bahwa penghuni situs ini berdagang dengan daerah tetangga.
Penggalian juga menemukan beberapa gelang batu dan mutiara, yang berukuran kecil, kemungkinan dikenakan oleh anak-anak atau remaja, kata Vardi.
Dia menambahkan bahwa satu penguburan menunjukkan gelang ini dikenakan di lengan atas.
Situs ini juga memiliki ribuan batu panah untuk berburu, kapak untuk menebang pohon, bilah sabit dan pisau, serta patung-patung yang gayanya berasal dari zaman Neolitikum. Penanggalan radiokarbon dari benih yang ditemukan di situs menunjukkan bahwa orang tinggal di sana antara 9.000 dan 8.800 tahun yang lalu, kata Vardi.
Selain bercocok tanam dan memelihara kambing, masyarakat Motza memelihara sapi dan babi. Mereka juga berburu binatang buruan, seperti rusa, serigala dan rubah, seperti yang ditunjukkan oleh sisa-sisa binatang di situs.
"Berdasarkan data yang kami miliki dan dari fauna, kami menduga orang-orang di lokasi itu adalah petani," kata Vardi.
Setelah periode Neolitikum berakhir, orang-orang terus tinggal di sana. Jelas mengapa tempat ini sangat diinginkan, kata Vardi, karena dekat dengan mata air besar dan beberapa mata air kecil.
Situs neolitik ini sekarang berjarak 5 kilometer dari Yerusalem, di tepi Sungai Sorek. Seluruh situs Motza berukuran 30 hingga 40 hektar. Setelah penggalian berakhir, tim arkeolog berencana untuk menerbitkan beberapa makalah dan artikel, serta menempatkan beberapa artefak di museum untuk dilihat publik, kata Vardi.