Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Studi: Anjing Pelacak Bisa Deteksi Covid-19 Seminggu Sebelum Hasil PCR

Dalam uji coba di Belgia, beberapa anjing ditugaskan untuk mencium bau keringat dari ketiak pemain untuk mengetahui tanda-tanda infeksi Covid-19.

6 Maret 2021 | 08.16 WIB

Gugus tugas penanganan Covid-19 di Chile mengerahkan anjing pelacak untuk mengendus penumpang pesawat yang positif Covid-19. Sumber: Reuters/asiaone.com
Perbesar
Gugus tugas penanganan Covid-19 di Chile mengerahkan anjing pelacak untuk mengendus penumpang pesawat yang positif Covid-19. Sumber: Reuters/asiaone.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian mengungkap anjing pelacak yang terlatih khusus dapat mendeteksi kasus positif Covid-19 lebih dari seminggu sebelum tes swab laboratorium. Uji coba efektivitas anjing pelacak Covid dilakukan terhadap para pemain di klub sepak bola Belgia KV Oostende.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anjing pelacak telah diluncurkan sebagai alat skrining virus untuk pendatang baru di bandara Belgia, Finlandia dan Uni Emirat Arab.

Dalam uji coba di Belgia, beberapa anjing ditugaskan untuk mencium bau keringat dari ketiak pemain untuk mengetahui tanda-tanda infeksi. Studi sebelumnya telah menemukan 'bau corona' yang khas muncul sejak hari pertama infeksi.

Namun, saat ini tidak ada alat diagnostik yang dapat mengidentifikasinya, kecuali sistem penciuman yang sangat sensitif dari anjing.

Surat kabar Flemish De Standaard melaporkan bahwa anjing-anjing tersebut memiliki tingkat akurasi 99,5 persen. Ini serupa dengan sensitivitas hasil usap lab PCR yang diambil dari hidung, yang dianggap sebagai standar emas pengujian virus corona.

Anjing-anjing itu dilatih oleh para ahli di K9 Detection yang berbasis di Ostend. CEO K9 Detection Johan Weckhuyzen mengatakan, “Ada pemain yang dites negatif melalui PCR, tetapi ternyata positif dengan kami.” Delapan atau sembilan hari kemudian hasilnya positif.

"Jika mereka mengikuti hasil kami, pemain yang terinfeksi akan dikarantina lebih awal dan virus tidak akan menyebar lebih jauh ke dalam grup pemain," ujarnya.

Klub sepak bola itu mengatakan tidak mungkin anjing pelacak akan menggantikan pengujian PCR sepenuhnya, tetapi anjing pelacak itu mungkin memainkan peran sebagai alat skrining massal untuk memungkinkan penggemar kembali ke tribun.

"Meminta beberapa ribu orang melakukan tes PCR sebelum mereka diizinkan datang menonton sepak bola bukanlah hal yang mustahil secara finansial dan praktis," kata klub itu.

Uji coba tersebut mendukung temuan dari studi baru-baru ini di bandara Finlandia di mana anjing-anjing itu menghentikan orang-orang yang tampak sehat.

Wisatawan yang dihentikan oleh anjing pelacak itu diberi tes usap untuk melihat apakah mereka membawa virus tetapi semuanya kembali negatif. Namun, beberapa hari kemudian, orang yang diduga negatif mengatakan kepada peneliti bahwa mereka telah memiliki gejala Covid-19.

Tiga anjing yang terlibat dalam penelitian di Finlandia - bernama Miina, Kossi dan Valo - memiliki tingkat keberhasilan hampir 100 persen dalam mendeteksi virus Covid-19, kata ketua peneliti Anna Hielm-Bjorkman dari Universitas Helsinki. “Mereka benar-benar menemukan negatif PCR yang akan menjadi positif PCR dalam waktu seminggu,”' katanya kepada The Times.

Sumber: DAILY MAIL

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus