Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X masih memilih berhati-hati dalam mempertimbangkan kebijakan sekolah tatap muka walau sejumlah daerah telah memulai uji coba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sultan menuturkan meski kasus Covid-19 harian di Yogya terus mengalami tren penurunan, namun status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Yogyakarta saat ini belum juga turun dari Level 4. Artinya, sekolah juga masih belum memungkinkan tatap muka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau misalnya sekolah tatap muka digelar, lalu banyak siswa yang tertular tanpa gejala, saya digugat di PTUN, bagaimana?" ujar Sultan di Yogyakarta, Senin, 30 Agustus 2021.
Masyarakat, ujar Sultan, jelas bisa mempersalahkan dan menggugat kebijakan sekolah tatap muka itu karena mau tak mau pembukaan sekolah itu pelaksanannya perlu dilandasi instruksi gubernur.
"Masyarakat bisa gugat ke PTUN jika nanti menilai lonjakan kasus dari sekolah tatap muka ini karena instruksi gubernur, sehingga banyak yang merah lagi (zonanya)" kata Sultan.
Sultan mengakui tak berani mengambil risiko dengan kasus penularan yang menunjukkan tren penurunan belakangan ini, termasuk juga soal vaksinasi siswa yang menjadi prasyarat tak mutlak bagi daerah yang statusnya PPKM Level 3.
"Kami belum berani untuk membuka sekolah saat ini, walaupun kemarin tidak ada ketentuan soal syarat cakupan vaksinasi siswa harus berapa persen," ujar Sultan.
Daripada terburu-buru membuka sekolah tatap muka dengan PPKM yang belum turun levelnya, Sultan cenderung memilih menuntaskan program vaksinasi pelajar, terutama bagi anak usia 12-17 tahun yang notabene merupakan anak sekolah.
"Saya lebih cenderung semua guru dan murid harus divaksin dulu, biarpun mungkin cuma sekali, yang penting sudah mulai tumbuh imunitas dan jika terpapar gejalanya ringan," kata Sultan.
Sultan pun belum bisa memprediksi status PPKM yang akan disandang Yogyakarta setelah berakhir perpanjangannya pada hari ini.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 DIY Berty Murtiningsih mengatakan pada Senin atau hari terakhir PPKM ini, Yogya kembali pecah rekor kasus terendah yakni di bawah 300 kasus.
"Penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY hari ini sebanyak 237 kasus, namun penambahan kasus meninggal sebanyak 35 kasus, sehingga total kasus meninggal menjadi 4.816 kasus," kata Berty.