Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Manusia modern diperkirakan bermigrasi keluar dari daratan Afrika sekitar 60 ribu tahun lalu. Hal ini telah didukung pula oleh temuan arkeologi dan genetik, yang memiliki usia rata-rata serupa. Namun, temuan fosil gigi di Daoxian, Cina Selatan, merombak habis-habisan teori yang sudah dikenal luas tersebut.
Usia gigi yang ditemukan di Cina ini 80 ribu tahun. 20 ribu tahun lebih cepat daripada teori “Keluar Afrika” tersebut. “47 fosil yang kami temukan tersegel di lantai kalsitik, yang seperti kuburan. Jadi, gigi ini pasti lebih tua daripada lapisan tersebut. Di atasnya, ada stalagmit yang bila ditakar dengan uranium, usianya 80 ribu tahun,” kata Maria Martinon-Torres, peneliti dari University College London seperti dilansir dari BBC pada 14 Oktober waktu setempat.
Fosil yang ditemukan dalam Gua Fuyan ini termasuk dalam jenis Pleistosen Akhir, atau manusia modern. Para peneliti memperkirakan, usia fosil gigi ini bisa saja lebih dari 80 ribu, bahkan mencapai 125 ribu tahun.
Selama ini, temuan fosil manusia awal banyak ditemukan di ujung benua Afrika. Mereka kemudian menyebar ke benua lain dengan menyeberangi laut merah lewat Selat Bab el Mandeb, yang memiliki ketinggian rendah. Beberapa fosil hasil diaspora ini sudah beberapa kali ditemukan dari gua Skhul dan Qafzeh di Israel.
Martinon-Torres mengatakan, temuan fosil di Cina ini benar-benar mengubah sejarah evolusi mansia. Sebelumnya, manusia saat ini dikatakan sebagai keturunan migrasi besar-besaran 60 ribu tahun lalu. “Tapi hal ini perlu diteliti ulang. Mungkin ada lebih dari satu migrasi besar-besaran,” kata dia.
Chris Stringer dari London’s Natural History Museum, menambahkan kalau fosil baru ini lebih mendekati struktur dental manusia saat ini. Temuan sebelumnya di Israel, masih memiliki proporsi dental primitf.
“Mungkin memang ada evolusi dental besar-besaran dari populasi Skhul-Qafzeh di Asia dalam 80 ribu tahun, atau populasi Daoxian ini merupakan populasi berbeda, yang lebih tampak seperti manusia saat ini,” kata dia. Sayang, temuan ini tak disertai dengan fosil tulang, atau alat batu di lokasi tersebut.
Namun, ahli evolusi manusia dari University of South Wales Australia Darren Curnoe, mengatakan fosil ini belum tentu memiliki kaitan genetika dengan kita. “Kalau ditengarai dari perubahan genetika sepanjang waktu, nenek moyang kita baru tiba di sisi timur Asia sekitar 30-50 ribu tahun lalu,” kata dia seperti dikutip dari ABC.
Dengan demikian, ia menyimpulkan kalau fosil gigi ini berasal dari populasi lain yang tak memiliki kontribusi apapun terhadap manusia yang hidup di Asia Timur saat ini. Para Pleistosens akhir ini, mungkin akhirnya musnah dan digantikan oleh gelombang migrasi dari Afrika, yang menjadi cikal bakal manusia saat ini.
“Perlu ada studi DNA, atau bukti fosil lain, terutama tengkorak atau rahang. Penting untuk menentukan hubungan antara fosil ini dengan nenek moyang kita,” kata dia.
BBC | ABC | URSULA FLORENE
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini