Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Tornado Mini Super-Panas Ini Muncul di Matahari  

Suhu tornado mini ini mencapai 112 ribu derajat celsius.

16 Oktober 2015 | 08.07 WIB

Pijaran lidah api di permukaan matahari, Dave membangun teleskopnya sejak tahun 1977. Hebatnya pria 72 tahun ini, membangun sendiri teleskopnya. Buckinghamshire, Inggris, 6 April 2015. Dailymail
Perbesar
Pijaran lidah api di permukaan matahari, Dave membangun teleskopnya sejak tahun 1977. Hebatnya pria 72 tahun ini, membangun sendiri teleskopnya. Buckinghamshire, Inggris, 6 April 2015. Dailymail

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Washington D.C. - Tornado, pusaran angin berkekuatan besar yang dapat mengangkat rumah, ternyata tak hanya ada di bumi. Di matahari ternyata juga ada tornado dalam skala kecil, tapi super-panas. Yakni, dengan suhu mencapai 112 ribu derajat celsius. Meski begitu, menurut para peneliti, suhu tersebut ternyata lebih dingin dari pengamatan sebelumnya.   

Terdapat aliran panas dengan kecepatan 19 kilometer per detik di seluruh lapisan kromosfer matahari. "Mini-tornado ini memperlihatkan mekanisme pengiriman energi di korona," tulis Direktur Interim Divisi Heliofisika NASA, Jeff Newmark, dalam jurnal Science.

Temuan tornado super-panas itu dihasilkan dari perangkat Interface Region Imaging Spectrograph (IRIS) milik NASA. Informasi itu lantas digabung dengan pengamatan misi lain Divisi Heliofisik yang menghasilkan terobosan dalam memahami matahari.

Baca juga:
Kamera iPhone 6S Bukan yang Terbaik, Ini Pesaingnya
Korban Pencabulan Sitok: Kami Ingin Kepastian Hukum

Para ilmuwan menyebut kantong ini sebagai bom panas matahari karena jumlah energi yang mereka keluarkan dalam waktu singkat. Proses identifikasi sumber panas tak terduga ini dapat menawarkan pemahaman lebih dalam mengenai mekanisme pemanasan seluruh atmosfer matahari.

Temuan lainnya, IRIS mengamati bagian dataran rendah di wilayah antarmuka. Pengamatan ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Temuan ini memungkinkan para ilmuwan lebih memahami bagaimana suasana energi di matahari.

Temuan terakhir menyoroti efek dari nanoflares di seluruh lapisan korona. Terlihat jilatan api besar terbentuk dari mekanisme yang biasa disebut dengan rekoneksi magnetik. Efek ini acap kali melemparkan partikel ke ruang angkasa dengan kecepatan cahaya. Menurut De Pontieu, pemimpin penelitian, riset ini memberikan rincian yang belum pernah diketahui ilmuwan. "Ke depannya akan banyak kejutan lain," katanya.

SCIENCE | AMRI MAHBUB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amri Mahbub

Amri Mahbub

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus