Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Tragedi Bunuh Diri Jonghyun: Ilmuwan Kembangkan Obat Anti Depresi

Jonghyun, personel boy band asal Korea Selatan SHINee, ditemukan tewas bunuh diri di apartemennya di kawasan Chungdam.

20 Desember 2017 | 09.17 WIB

Sebuah potret Kim Jong-hyun, yang lebih dikenal dengan nama panggung Jonghyun SHINee, terlihat di sebuah rumah sakit di Seoul, Korea Selatan,  19 Desember 2017. Penyanyi utama dari boy band ini mati diduga bunuh diri. AP
Perbesar
Sebuah potret Kim Jong-hyun, yang lebih dikenal dengan nama panggung Jonghyun SHINee, terlihat di sebuah rumah sakit di Seoul, Korea Selatan, 19 Desember 2017. Penyanyi utama dari boy band ini mati diduga bunuh diri. AP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, New York - Jonghyun, personel boy band asal Korea Selatan SHINee, ditemukan tewas bunuh diri di apartemennya di kawasan Chungdam, Senin, 18 Desember 2017. Tubuh pria yang memiliki nama lengkap Kim Jong-hyun itu diselimuti asap dari briket batu bara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, seperti dilansir laman Koreaboo, Jonghyun, 27 tahun, mengirimkan pesan kepada kakak perempuannya. "Biarkan saya pergi. Katakan kalau saya sudah melakukan yang terbaik, salam perpisahan terakhir," tulis Jonghyun pada sang kakak dikutip dari Yonhap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Bunuh diri memang menjadi momok di banyak negara. Di Amerika Serikat, menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tingkat bunuh diri meningkat sebesar 26,5 persen sepanjang 1999-2015. Di Sri Langka, ada 4 ribu orang bunuh diri tiap tahunnya. Di Nepal, setelah gempa besar 2015, ada 956 orang rela mengakhiri hidupnya karena alasan tak ingin terkena dampak gempa berikutnya.

Ada berbagai macam alasan bunuh diri, salah satunya depresi. Karena itu, ilmuwan dari Columbia University Medical Center di New York, Amerika Serikat, memutar otak untuk mencari penangkal depresi. Setelah melakukan banyak pengujian, tim akhirnya menemukan obat anti-depresan yang efektif: ketamin.

Studi ini terbit dalam American Journal of Psychiatry edisi 5 Desember 2017. Artikel yang Michael F. Grunebaum, pakar psikiatri dari Department of Psychiatry, ini berjudul "Ketamine for Rapid Reduction of Suicidal Thoughts in Major Depression: A Midazolam-Controlled Randomized Clinical Trial".

Sekadar informasi, ketamin adalah salah satu jenis obat anestesi. Obat ini umumnya digunakan dalam proses pembiusan umum untuk menurunkan tingkat kesadaran pasien sebelum atau selama pasien menjalani prosedur pembedahan medis.

Efek ketamin terhadap pasien depresi berat sangat dahsyat. "Efek anti-bunuh diri langsung bekerja hanya dalam bebera jam setelah obat diberikan," tulis tim Grunebaum dan tim dalam jurnal. "Obat depresi yang ada selama ini baru terasa dampaknya setelah sepekan."

Menurut tim, celah tersebutlah yang mampu menimbulkan kembali pikiran untuk bunuh diri. Padahal, pasien depresi dengan risiko bunuh diri tinggi butuh perawatan intensif agar tak melakukan tindakan membahayakan. Dalam hal ini, obat depresi konvensional tidak mampu mengisi celah kosong tersebut.

Tidak adanya percobaan anti-depresan terhadap pasien berisiko bunuh diri selama ini telah membatasi data tentang efektivitas obat. Karena itu, Grunebaum dan tim berangkat pada studi sebelumnya yang pernah mengungkap bahwa obat mengandung ketamin dosis rendah mampu menurunkan gejala depresi akut.

"Berdasarkan riset, kami bisa menyimpulkan ketamin sangat efektif," kata Grunebaum, seperti dilansir laman Eureka Alert, Senin, 18 Desember 2017.

Namun, Grunebaum menjelaskan, setiap obat memiliki efek samping. Dalam kasus ini, ketamin menimbulkan perasaan lupa dan meningkatkan tekanan darah dalam skala ringan hingga sedang dalam beberapa menit setelah mendapatkan obat.

Grunebaum menyatakan, setiap riset memang tak langsung menemukan hasil yang sempurna. Setidaknya, menurut dia, ketamin berpotensi menjadi obat cepat untuk mengurangi perasaan bunuh diri pada pasien depresi.

"Yang jelas butuh studi lanjutan untuk mengevaluasi obat ini," ujarnya. Dan tentunya, obat ini belum bisa digunakan oleh sembarang orang karena belum dinyatakan sah secara klinis untuk terapi depresi yang berpotensi bunuh diri.

Simak ucapan belasungkawa terbaru untuk Jonghyun dan cara lainnya untuk mencegah orang bunuh diri hanya di Tempo.co.

AMERICAN JOURNAL OF PSYCHIATRY | YONHAP | CENTERS FOR DISEASE CONTROL AND PREVENTION | EUREKA ALERT

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus