Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemain muda Barito Putera, Dandi Maulana Abdulhak, berpeluang tampil bersama Timnas U-23 di Asian Games 2018. Ia menjadi salah satu dari empat muka baru yang dipanggil pelatih Luis Milla dalam pemusatan latihan tahap kedua Februari ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dandi Maulana, kelahiran 17 Juni 1998, masih harus bersaing dengan pemain bek tengah lain yang sudah jadi langganan timnas. Tapi, ia punya potensi.
Berikut 5 hal tentang Dandi Maulana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. “Ditemukan” oleh Mundari Karya
Karier junior Dandi diawali di Sekolah Sepak Bola Rajawali Muda, Tangerang, sejak duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar sampai lulus Sekolah Menengah Pertama. Penampilan apiknya di SSB tersebut membuatnya dapat panggilan untuk seleksi Timnas U-16, juga undangan untuk berlatih bersama program youth development internasional asal Malaysia, Frenz United.
Bakat Dandi di seleksi Timnas dan Frenz United tercium oleh pelatih senior, Mundari Karya. Mantan arsitek Timnas pra-olimpiade 2004 ini kemudian memboyongnya ke Banjarmasin untuk memperkuat Barito Putera U-21 pada tahun 2016. Setahun kemudian, Dandi dipromosikan ke tim utama Laskar Antasari, di bawah pelatih Jacksen F. Tiago.
2. Mengidolai Maman Abdurrahman
Sosok pemain lokal yang menjadi panutan Dandi adalah bek kawakan Persija, Maman Abdurrahman. Penampilan Maman yang tenang, stylish, serta berani dalam situasi apa pun di atas lapangan menjadi inspirasi Dandi yang diadopsi menjadi gaya bermainnya. Meski sudah pernah sebelumnya, Dandi tetap mengincar pertukaran jersey dengan Maman saat keduanya bertemu di kompetisi liga mendatang.
3. Terkesan Dengan Ketajaman Ferdinand Sinaga
Pada kompetisi Liga 1 2017, Dandi bersua PSM Makassar dua kali. Di kedua pertemuan tersebut, Dandi harus menghadapi ujung tombak PSM yang kini bermain di Malaysia, Ferdinand Sinaga. Di masing-masing pertemuan, Ferdinand berhasil mencetak satu gol. Kecepatan, kecerdikan, dan kemampuan memanfaatkan situasi dari eks penyerang Persib tersebut menjadikannya pemain lokal yang paling sulit dihadapi oleh Dandi.
4. Subur di Musim Perdana
Tidak butuh waktu lama bagi Dandi untuk menjadi pilihan utama Jacksen Tiago di lini belakang Barito Putera. Di musim debut profesionalnya, Dandi tercatat bermain sebanyak 26 kali dan mampu mencetak 4 gol. Angka tersebut membuatnya menjadi bek tersubur Barito Putera. Selain itu, torehan tersebut juga menjadi yang terbanyak di liga oleh pemain yang berusia di bawah 20 tahun. Hebatnya, keempat gol tersebut ia cetak dengan sundulan kepala.
5. Nyaman Berlatih Dengan Pelatih Asing
Berlatih di bawah komando pelatih asing, seperti di Timnas U-23, bukan hal yang baru bagi Dandi. Kendala bahasa dalam berkomunikasi secara verbal juga bukan menjadi halangan. Menurut Dandi, sepak bola merupakan bahasa universal. Pemain yang memiliki hobi bermain game sepak bola dan petualangan ini mengatakan, pelatih asing seperti Luis Milla dan Jacksen Tiago memiliki kesamaan dalam hal memberikan arahan saat latihan, yang menurutnya sangat detil dan terstruktur.
PSSI